Selasa, 23 Juni 2009

JALAN TOL

Apa yang anda bayangkan bila mendengar kata "jalan tol" bayangannya adalah sebuah jalan yang lebar dan sepi sehingga bisa berkendaraan dengan kecepatan maksimal dan akan cepat sampai tujuan. Sampai-sampai dalam pengurusan 'sesuatu' dengan sebuah kantor pemerintah dikenal juga istilah lewat jalan tol biar cepat.

Memang tidak semua kota atau daerah di Indonesia memiliki jalan tol, misalnya di Bali atau di Pekanbaru sepanjang yang aku tahu belum ada jalan tol. Tetapi kalau di Jakarta, rasanya semua orang pernah melewati jalan tol.

Kenyataannya berada di jalan tol Jakarta yang hampir setiap hari aku lalui ketika kerja di Jakarta, jalan tol memang lebar tetapi kendaraan yang masuk cukup banyak, sehingga istilah "padat merayap" lebih sering disampaikan oleh penyiar radio dibandingkan istilah "ramai lancar". Apalagi bila ada kecelakaan atau ada pejabat mau lewat....alamat kesiangan deh masuk kantor, artinya menjadi percuma bangun pagi-pagi kalo toh tetap kesiangan dan gaji dipotong perusahaan.

Sebagaimana orang bijak berkata bahwa pengalaman yang kita dapatkan menjadi sia-sia kalau kita tidak mampu mengambil hikmah/pelajaran dari kejadian tersebut.

Sepanjang jalan tol antara Bekasi Barat sampai Semanggi, mobil omprengan (ini istilah untuk mobil pribadi yang sengaja digunakan oleh pemiliknya untuk ngangkut penumpang dari daerah pinggiran ke Jakarta, biasanya isinya ditumpuk menjadi 13 orang termasuk sopir) merayap berada dikerumunan mobil-mobil pribadi mewah ber AC, bis kotor berdebu, dan truk-truk besar yang baru datang dari luar kota/jawa tengah atau jawa timur. Kendaraan berjejer 5 baris termasuk barisan yang paling kiri yang sebenarnya tidak boleh karena hanya untuk keadaan darurat. Tulisan-tulisan yang ditulis dengan biaya pajak rakyat seperti lajur kanan untuk mendahului, ada lajur untuk truk bahkan lajur untuk keadaan darurat tidak ada satu orangpun yang menghiraukan. Cara berpikir eksekutif berdasi sama sekali tidak ada bedanya dengan cara berpikir sopir truk bertato. Sedikit kita lengah mepet pada mobil yang didepannya, secepat kilat mobil di sebelah kiri atau kanan anda akan menyalip/memotong...lumayan lebih maju 4 meter dibanding sebelumnya, saling sikat, saling embat,....lupa deh pelajaran budi pekerti (sekarang sudah tidak diajarkan ya ?), atau lupa juga pelajaran tenang toleransi, empati, menghargai sesama, de el el. Cocok banget dengan lagi Iwan Fals...yang penting aku senang, aku menang, persetan orang susah karena aku....., itukah wajah asli watak manusia negeri ini ???? mudah-mudahan tidak....tidak semuanya begitu.

Tapi tahukah kawan......setelah dengan susah payah nyalip memotong berpindah jalur....eh...tiba-tiba jalur yang baru ditinggalkan mulai merayap, sedangkan jalur yang dia ambil dengan susah payah bahkan dengan mendapat teriakan dari mobil yang dia potong jalurnya...cet...cet...macet berhenti. Lalu dia berusaha untuk balik lagi ke jalur yang sebelumnya walau udah ketinggalan belasan mobil....dengan susah payah, dengan pura-pura sopan, dengan segala cara akhirnya bisa pindah ke jalur semula dan maju kira-kira 10 meter, kemudian jalur itu berhenti......oh kawan sial benar nasibnya karena jalur yang dia tinggalkan ternyata malahan lancar terus.......maunya lebih cepet malahan menjadi lambat plus beberapa dampratan dan do'a jelek dari orang.

Persis seperti kehidupan ini, misalnya dalam memilih jenjang karir, kita tidak tahu apakah jenjang karir yang sekarang dijalani itu lebih jelek atau lebih baik dibanding jenjang karir temen sebelah. Kita tidak tahu di jenjang karir yang sebelah mana ada penghambat yang menyebabkan macet. Bisa saja kita menganggap jalur temen lebih baik (pada saat itu) sehingga kita ingin masuk berkarir seperti dia dan kita tinggalkan jenjang karir yang sudah lama dirintis, padahal untuk tahapan selanjutnya justru jenjang karir yang kita tinggalkan yang justru lebih mulus dan lebih baik.

Berusaha dan tawakal, konsisten tapi penuh perhitungan, berusaha tidak menyakiti orang lain, berserah diri kepada-Nya. Orang yang paling sukses adalah orang yang paling banyak memberikan manfaat pada kehidupan dan pada orang-orang disekitarnya.

(salam hangat dari kang sepyan)