Kamis, 24 Februari 2011

KERETA EKONOMI

Abis rapat untuk persiapan lokakarya KUR TKI di kantor kementrian koordinator perekonomian, karena sampai statsiun Dukuh Atas masih jam 16.30 aku beli Bekasi Ekspress untuk pulang ke rumah. Tetapi tiba-tiba ada pengumuman bahwa Bekasi Ekspress belum keluar dari Mangarai (padahal jadwal 16.38) mestinya udah ada di Tanah Abang. Terus diumumkan juga bahwa kereta Ekonomi ke Bekasi sudah mau berangkat dari Tanah Abang. Kayanya lebih cepet naek kereta ekonomi nih, apalagi belum ashar, kalau harus menunggu Bekasi Ekspress entah kapan nyampe rumah, tapi kalau menggunakan kereta Ekonomi bisa udah sampe rumah paling telat 17.15....mmh...masih bisa ashar di rumah.

Lalu aku buru-buru ke loket untuk menukarkan tiket bisnis dengan tiket kereta ekonomi, lumayan dapat kembalian Rp. 7.500,-. Lalu dengan bergegas aku berlari ke peron dua menunggu kereta ekonomi.

Begitu kereta berhenti...oww...baunya, bau 7 rupa, macem-macem. Bau keringat asem, bau parfum, bau makanan, bau buah-buahan, bau kentut, bau borok, dan bau-bau lainnya menyatu menyesakan hidung, mual sedikit tapi aku tahan.

Sebenarnya penumpangnya tidak terlalu penuh, yang membuat kelihatan sesak adalah banyaknya "rakyat kecil" yang mencari nafkah. Mulai dari pengamen datang silih berganti, ada yang berambut gondrong dengan lagu rock, ada anak muda dengan lagu pop terbaru, ada yang menggunalkan karaoke, dll. Suara pengang melebihi suara kereta...ditambah lagi dengan suara anak jalanan merangkap pengemis dan tukang jualan asongan, buah-buahan, jepit, sisir, tahu, permen, atau yang sekedar nganter temennya. Aku enggak tahu bagaimana caranya pak Konektur menagih karcis mereka ya ? Pengemispun ada dari berbagai usia dan berbagai gaya, anak kecil dengan gaya memelas sambil menyapu, ada yang kakinya kurang sempurna dengan accesories besi yang mengerikan, mengemis sambil bernyanyi, dan lain-lain.
Ya Allah, mereka adalah pemilik negeri ini, mereka adalah generasi masa depan bangsa, mereka bukan tidak mungkin juga merupakan tulang punggung keluarga....kira-kira prospek apa ya yang mereka pikirkan untuk kehidupan dimasa mendatang ? Apakah mereka sekolah ? Apakah mereka mempunyai rumah ? Apakah mereka sempet sholat ? Apakah mereka......tiba-tiba bletak, bletok bunyi batu menimpa kaca dan badan kereta...spontan seluruh penjual dan penumpang harap-harap cemas...ada yang ngajak tiarap, ada yang mojok, semua yang berdiri duduk takut kena batu....rupanya kadang-kadang ada orang iseng yang nimpukin kereta atau karena ada orang tawuran...kubu yang satu udah diluar kereta nimpukin dan kubui satu lagi di dalam kereta....entah akan ada kejadian apalagi didepan. Yamg jelas, tiba2 ibu disebelah bilang bahwa kereta udah sampe Kranji. Saatnya aku turun. Dan...gak pernah ketemu Bapak kondektur.

(salam hangat dari kang sepyan)

Minggu, 20 Februari 2011

I Love TKI

Entah mau dari mana dulu aku harus memulai cerita ini, mengingat saking lamanya blog ini terbengkalai sedang dilain pihak topik ini rasanya sayang banget kalau sampai hanya aku simpan sendiri.


(salam hangat dari kang sepyan)