Jumat, 27 September 2013

KEJAR.......WALAU HARUS MERANGKAK

Minggu ini acara padaaat banget.  Berangkat Jum'at sore dari rumah dan baru balik lagi Jum'at berikutnya, keliling-keliling seputaran Ciamis, Cirebon, Majalengka, Ciamis lagi, Banjar, Kuningan, dan Cirebon lagi sekalian pulang.  Tidur terus-terusan dari hotel ke hotel seperti sopir dan sales Canvaser.  Bedanya aku gak bawa mobil, cuma mengandalkan kebaikan teman-teman di tempat yang aku datangi untuk mengantarkan dari satu kota ke kota lainnya.

Aston adalah pilihan pertama waktu nginap di Cirebon, hotel baru yang terletak di jalur bypass, cukup megah berlantai 11, kayanya paling tinggi di Cirebon untuk ukuran saat ini.  Letaknya menjorok ke dalam dengan tempat parkir luas, walau terasa gersang.  Hari Minggu waktu aku nginep disana, berbarengan sama acara pembekalan caleg PDI Perjuangan Jawa Barat, yang dihadiri oleh bu Megawati, sehingga Aston menjadi merah.  Bahkan sempet aku ketemu muka-muka familiar berbaju merah seperti Ryke Diah Pitaloka dan Niko Siahaan.

Lingkungan dalam  hotel Aston dibuat sangat  asri dengan kolam renang berbentuk oval dan menyatu dengan ruang makan pagi.  Dibagian belakang disediakan jogging track sekitar 400 meter dengan batu-batu kecil sekalian soft refleksi.  Demikian juga kamarnya sangat nyaman, dilengkapi dengan tempat tidur dan sofa baru, TV flat dengan saluran komplit serta WiFi ngacir.  Namun sayang tempatnya jauh dari perkampungan, jauh dari mesjid.  Sehingga dua malam disana aku gak bisa ikut sholat subuh berjamaah.  Sayang sekali memang.

Malam Jumat menjelang kepulangan setelah keliling beberapa kota, aku minta pada temen di Cirebon untuk mencarikan hotel yang agak di kota.  Dan dipilihkan hotel Santika yang terletak di jalan Dr. Wahidin.  Hotel lama dengan lantai tertinggi hanya sampai lantai 5,  tapi menurutku sangat familiar, seperti rumah sendiri.  Halamannya menjadi tempat parkir,  cukup rimbun dengan pepohonan.  Ketika aku sampai ke hotel sekitar jam 8-an malam,  tampak beberapa tamu ngobrol di lobby yang diisi beberapa sofa besar.  Di bagian belakang ada taman yang juga dipenuhi pepohonan, yang terletak antara restoran dan kolam renang.  Beberapa tamu sedang menikmati barbequ sambil menonton dan mendengarkan suaru merdu penyanyi cantik yang bernyanyi diiringi  organ tunggal.

Setelah mandi aku jalan-jalan keluar melihat situasi sekeliling hotel.  Aku tanya ke Satpam yang jaga di pintu gerbang dimana letak mesjid yang deket.  Dia bilang ke sebelah kanan pak di Rajawali sekitar 200 meter. oh, mungkin setelah belok kanan ada jalan  Rajawali pikirku.

Di sepanjang jalan Dr. Wahidin banyak gedung perkantoran, jadi yang kelewat itu rata-rata kantor, tidak ketemu jalan Rajawali. Setelah jalan sekitar 200 meter aku lihat di balik tenda tukang nasi goreng ada plang mesjid Baiturahman Choir.  Baik tenda nasi goreng maupun plang tersebut terletak di trotoar jalan Wahidin depannya kantor Badan Pertanahan Nasioanl (BPN).  Tapi kok mesjidnya enggak ada ? 

Aku terus berjalan sesuai petunjuk pak Satpam, dan rupanya setelah kantor BPN adalah kantor pabrik gula Rajawali II, dimana diujungnya terletak mesjid.  Cukup besar ukura kira-kira 15 x 15 meter dengan karpet hijau bersih.  Tampak ada beberapa remaja putri yang duduk di depan mesjid, dan lampu mesjidnya walaupun sudah malam masih menyala. Alhamdulillah mudah-mudahan besok pagi aku bisa ngejar sholat subuh berjamaah disini.

Waktu kembali ke hotel, aku coba jalan ke arah sebelah kanan hotel.  Persis di sebelah kanan hotel ada kantor asuransi Jasaraharja, dan disebelahnya lagi ada kantor pajak.  Aku lihat didalam komplek kantor pajak juga terdapat mesjid cukup besar.  Kalo besok pagi aku dengar adzan subuh dari mesjid kantor pajak, khan mendingan ke mesjid yang lebih dekat saja, pikirku.

Jam 04.20 aku denger suara adzan, dan ketika aku keluar kamar suara adzan terdengar dimana-mana bersahut-sahutan dari berbagai penjuru.  Ini adalah salah satu suara pagi yang aku sukai.  Bergegas aku turun ke lobby lalu menuju jalan, tapi sayangnya tidak terdengar adzan dari arah kiri atau dari mesjid yang di kejaksaan.  Jadi aku mantapkan sambil berlari kecil menuju arah kanan hotel.
Sampai di depan Kantor PG Rajawali, aku lihat mesjid besar yang tadi malem di survei masih gelap dan sepi.  Aku berdiri sejenak dengan sedikit mangkel.  Kepalaku aku miring-miringkan mendengar arah suara adzan, tetapi rupanya seluruh mesjid telah selesai mengumandangkan adzan. 

Diseberang jalan aku lihat ada orang berkopiah haji berjalan.  Aku panggil-panggil dia, dan ketika dia berhenti aku segera menyebrangi jalan dan bertanya kenapa mesjid Rajawali kok belum buka.  Ternyata Bapak yang saya panggil adalah merebot mesjid tersebut.  Dia bilang "biasanya saya yang adzan pagi, tetapi tadi saya kesana pintu gerbangnya masih di kunci, karena satpamnya ketiduran".  Hehehe ada-ada aja pikirku.  
Ketika aku tanya dimana mesjid lain yang lebih dekat, dia bilang "bapak terus saja jalan kedepan, nanti setelah Rumah Sakit Bersalin Muhamadiyah, ada jalan.  Dibelakang Rumah Sakit itu ada mesjid.

Untung tidak telalu jauh, kira-kira 100 meter aku ketemu RS Muhamadiyah, terus masuk ke jalan di sebelahnya.  Tampak dipinggir jalan berderet 3 warung, dan disalah satu warung berkumpul sekitar 7 orang dengan mata menuju ke satu titik yaitu TV yang sedang menyiarkan pertandingan sepak bola.
  
Diseberang ujung warung ada gerbang masuk mesjid, dan begitu aku menginjak karpet dalam mesjid, begitu muadzin mengumandangkan iqomah.  Walau lewat sholat fajar atau sholat qobliyah, Alhamdulillah masih bisa berada di jajaran shaf terdepan.  Harap mak'lum karena hampir di semua mesjid, agak sulit mengisi shaf kedua apalagi ketiga.  Kecuali kalau sholat jum'at dan taraweh awal Ramadhan.

Rasanya aku menjadi orang termuda di dalam mesjid, disebelah kiriku aku taksir sekitar 70 tahunan dan disebelah kananku walau mungkin belum 70, tetapi gerakannya sudah sangat lambat.  Kelihatannya Bapak tersebut waktu mudanya bekerja terlalu keras.  Anak-anak mudanya masih sibuk menonton bola, sebagaimana aku lihat waktu pulang dari mesjid.  Ketujuh orang tersebut masih belum beranjak, tetap dengan mata melotot dan mulut ternganga, diperbudak ilusi.  Astagfirullah.

Padahal hampir 15 abad yang lalu, nabi kita pernah menyampaikan  "andai kalian tahu betapa besanya pahala sholat subuh berjamaah.......pasti akan kalian kejar walaupun harus merangkak".  Mudah-mudahan kita selalu dijadikan orang yang pandai menentukan prioritas.  Jangan menunggu kalau sudah tua, karena malaikat izroil mendatangi manusia bukan berdasarkan urutan jumlah usia.


(salam hangat dari kang sepyan)