Qurban adalah sebuah moment yang
ditunggu-tunggu, oleh tetangga kami terutama yang tinggal di daerah gang
tembok. Yaitu sekitar seratusan kepala
keluarga yang mendirikan bangunan liar di atas tanah kavling yang belum
dibangun oleh pemilik kavlingnya. Benar
sekali apa yang disampaikan para ustadz, bahwa tidak semua orang memiliki rezeki
yang cukup bahkan melimpah sehingga dapat memilih makan daging kapan saja. Tetapi bagi Surni, Umi, Keri, Eha, dan
lain-lain, qurban artinya mereka bisa mencicipi makan enak, bisa masak dan
menghidangkan daging hangat ke tengah-tengah keluarganya.
Menjelang datangnya hari raya Idul Adha, mereka melakukan investigasi di tempat mana
saja dilakukan pemotongan hewan qurban, berapa jumlah hewan qurban yang telah
terkumpul, jam berapa motongnya, bagaimana sistim pembagian dagingnya, kemana
mencari kupon, bagaimana agar bisa melakukan trik bolak-balik ngantri. Mereka analisa dan diskusikan dengan
membandingkan cara-cara yang telah ditempuh panitia qurban sebelumnya untuk
mencari celah agar bisa mendapatkan daging qurban sebanyak-banyaknya. Strategi dipasang, anak-anak dan suami
disebar sehingga bisa antri di beberapa
tempat sekaligus.........makanya kami sebagai panitia qurban selalu kewalahan,
karena rupanya ada perlombaan trik antara panitia qurban dan pihak penerima
qurban.
Sore setelah selesai hari raya,
masing-masing anggota keluarga membawa satu, dua, bahkan lima plastik bagian
qurban yang umumnya berkisar antara 200 gram sampai satu kilogram. Bercampur ada daging, tulang, lemak, jeroan,
kaki, dll. Jeroan dan tulang segera
dimasak, sedangkan dagingnya dikumpulkan agar bisa dikonsumsi di hari-hari
mendatang. Jaman ibuku dulu diawetkan
dengan cara dijemur yaitu dibuat dendeng, tetapi sekarang lebih banyak yang
mengawetkan dengan cara yang praktis yaitu disimpan di freezer dibuat daging
beku. Masalahnya adalah, mereka tidak
memiliki kulkas ???
Aku tahu hal tersebut karena mendadak dalam
kulkasku pada bagian atas untuk membuat es batu, kok jadi ada plastik
daging. Istriku bilang itu adalah
titipan daging tetangga yang suka bantu-bantu ngebersihin rumah dan
mencuci. Rupanya mereka memanfaatkan
freezer tetangga kenalan atau majikannya untuk mengawetkan daging qurban. Bukan ditempat aku saja, tetapi di sebar di
beberapa tempat lainnya.
Umumnya tetanggaku yang tinggal di gang tembok merangkap menjadi buruh cuci di dua atau tiga majikan
sekaligus.
Kejadian menggelikan sekaligus mengharukan
adalah ketika ada diantara daging mereka yang hilang. Kebetulan dititipkan di salah satu majikan
yang memiliki isteri dua. Rupanya
suaminya tidak tahu bahwa daging yang di kulkas rumahnya bukan miliknya, tetapi
hanya daging titipan tukang cucinya Malam-malam dia
ambil daging tersebut untuk dimasak di rumahnya yang lain.......ini hanya
dugaan, karena kejadian sebenarnya tidak pernah terungkap. Yang jelas, ketika
pagi harinya si empunya daging memeriksa kulkas, betapa terkejutnya dia karena
dagingnya hilang. Ditanya sama ibu yang
punya rumah dia jawab enggak tahu......mau nanya sama suaminya, takut bertambah
ribut.........jadi akhirnya terpaksalah dia terima nasib. Nasib untuk tahun ini cukup menikmati sop
tulang dan jeroan.
Dengan nada masygul dia ceritera kejadian
tersebut ke istriku "untung aja bu, si bocah kemaren maksa pingin makan
sate. jadi sebelum daging dititipkan
kami ambil sedikit untuk dibuat sate.......jadi kami bisa mencicipi dagingnya,
bukan hanya makan 'balung' tok".........."namanya belum rezeki"
kata istriku sambil menyelipkan lembaran kertas warna biru untuk dibelikan daging
ke warung sekedar penghibur untuk mengganti sebagian daging yang hilang untuk
anaknya.
Jadi jangan anggap daging qurban kita
sia-sia. Jangan anggap tidak ada orang
yang menantikan sedekah qurban kita.
Jangan karena merasa tahun lalu sudah qurban jadi tahun ini tidak perlu
qurban, karena ada kepentingan lain yang menurut sudut pandang kita
mendesak. Tapi ingatlah di setiap rezeki
yang kita dapatkan ada haknya orang miskin.
Telah diperintahkan kepada orang yang mampu untuk melakukan qurban, maka
laksanakanlah.......jangan ditunda-tunda.
Jangan sampai menyesal ketika akhirnya kita tidak diberikan keluasan
rezeki karena tidak amanah.........hehehehe.......koq jadi menasehati......jadi
gak enak........maaf.....maaf......maaf.
(salam hangat dari kang sepyan)