Selasa, 17 Maret 2015

PIDATO PENYERAHAN PENGANTIN PRIA

Hari Minggu besok tanggal 22 Maret 2015, aku diminta kakakku untuk mewakili keluarga beliau menyampaikan sambutan wakil dari keluarga pengantin laki-laki.  Draftnya aku buat dan share, mudah-mudahan bermanfaat.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Innalhamdalillah, nahmaduhu, wanasta’inuhu, wanastagfiruhu, wana’udubika minsurruri anfusina, waminsyaiati a’malina.  Mayahdillahu falamudilalah, wamayudlil falahadiyalah.  Asyhadualla illahaillalah wahdahula syarikalah, waasyhaduanna muhamaddan abduhu warosuluhu.  Allahuma sholi wasalim ala syaidina Muhammad, wa ala alihi waashabihi, wamintabi ahum bi ihsani ilaa yaumiddin.
Bapak-bapak, Ibu-ibu para pini sepuh dan hadirin yang saya hormati,
Puji dan syukur marilah kita sama-sama panjatkan ke hadirat Allah swt atas segala limpahan nikmat yang telah diberikan kepada kita semua, sehingga pada hari ini kita diberikan nikmat kesehatan serta nikmat kesempatan dapat berkumpul bersilaturahmi dalam acara pernikahan anak-anak kita yaitu pernikahan Arif dan Siti.  Pernikahan merupakan sebuah proses penting bagi kelangsungan kehidupan dunia serta merupakan sunatullah untuk mempertahankan eksistensi manusia sebagai khalifah di muka bumi ini.  Sebagaimana kita ketahui, dalam ilmu pemuliaan kehidupan manusia dibagi dalam tiga fase yaitu fase pertama adalah manusia dilahirkan, fase kedua adalah berkeluarga sehingga memiliki keturunan untuk meneruskan kehidupan dunia ini, dan fase ketiga adalah fase kematian.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada junjunan kita semua nabi besar Muhammad saw, juga kepada keluarganya, sahabatnya serta kepada kita semua sebagai umatnya sampai umat akhir zaman.
Bapak-bapak, Ibu-ibu, dan seluruh hadirin yang berbahagia.
Hari ini sungguh merupakan hari yang sangat menggembirakan dan membanggakan, khususnya bagi saya pribadi karena telah mendapatkan kepercayaan dari kakak saya keluarga H. Didi Asikin dan Ceu Hj. Yeyet Cahyati untuk mewakili keluarga beliau serta mewakili seluruh rombongan dari Cirebon untuk menyampaikan tiga hal yaitu :
Hal yang pertama adalah ingin menyampaikan salam silaturahmi, khususnya dari keluarga H. Didi Asikin dan umumnya dari seluruh rombongan keluarga dari Cirebon.  Mudah-mudahan pertemuan silaturahmi kali ini akan menjadi awal bagi pertemuan-pertemuan selanjutnya untuk memperbanyak hubungan relasi maupun hubungan kekeluargaan. Karena pernikahan pada dasarnya bukan hanya pernikahan antara dua anak-anak kita, tetapi merupakan pernikahan keluarga besar yaitu keluarga besar H. Didi Asikin dan Keluarga besar Siti disini.
Hal yang kedua yang merupakan inti dari seluruh rencana, akan saya mulai dari sebuah ceritera bahwa kakak saya ini (keluarga H. Didi Asikin) memiliki 3 orang anak yaitu anak pertama perempuan, anak kedua laki-laki, dan anak ketiga perempuan, dengan kata lain ada 2 perempuan dan satu laki-laki.  Satu-satunya anak laki-laki ini merupakan andalan dan kebanggaan keluarga namanya Arif Fahrizal.  Menurut pengakuannya, dia sudah sangat bulat untuk menjadikan putri Bapak/Ibu keluarga disini yaitu “Siti” sebagai pendampingnya membentuk rumah tangga menjadi keluarga sakinah mawadah warahmah, untuk bersama-sama mengisi kehidupan dengan berbagi suka, berbagi duka, berbagi beban, berbagi kebahagiaan, dan bersama-sama beribadah untuk mengharapkan ridho-Nya.  Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya atas nama keluarga Bapak H. Didi Asikin dengan ini menyerahkan anak saya yang bernama Arif Fahrizal untuk dapat dinikahkan dengan putri Bapak/Ibu yang bernama “Siti”.
Namun dalam penyerahan ini kami mohon maaf, bahwa rombongan keluarga kami tidak mampu membawakan apa-apa, karena kami lihat dan kami pikir di Bandung itu jauh lebih terdapat bermacam-macam barang dibandingkan di Cirebon.  Kalaupun ada beberapa bingkisan yang kami bawa, itu hanya sekedar tanda bahwa kami memiliki niat baik.  Tolong jangan dilihat dari harganya, tapi cukup dilihat dari niatnya.
Hal yang ketiga yang minta disampaikan adalah berupa sebuah pesan.  Mengingat hari ini merupakan hari terakhir Arif berstatus sebagai bujangan dan siap untuk masuk ke gerbang pernikahan, maka ini merupakan pesan yang harus dijadikan bekal bagi Arif untuk kehidupan kelak.  Pesan ini merupakan sebuah pusaka keluarga oleh karena itu perlu dihayati dan diamalkan dengan sepenuh hati dan sepenuh jiwa raga.  Pesannya adalah “4 Sing” yaitu yang pertama “Sing hade hate” yang kedua “sing hade gawe” yang ketiga “ sing hade tata” dan yang keempat “sing hade basa”.
Sing hade hate” artinya harus memiliki hati yang baik, hati yang bening, hati yang bersih.  Ingatlah bahwa segala macam perbuatan itu tergantung dari niatnya.  Tidak ada perbuatan baik yang diawali dengan niat jahat, dan tidak ada perbuatan jahat yang dihasilkan oleh niat baik.  Apabila pada suatu waktu Arif menemukan suatu kondisi kebimbangan, berada di persimpangan jalan, maka jalan yang terbaik adalah bertanya pada hati nurani.  Oleh karena itu hati nurani harus selalu dijaga, harus selalu diasah, harus selalu dirawat, agar dia mampu menjaga seluruh langkah kita selalu berada dijalanNya dan selalu berada di jalan yang diridhoi-Nya.
Sing hade gawe” artinya harus terampil dalam bekerja, harus memiliki kompetensi, harus memiliki skill yang memadai.  Persaingan kehidupan sekarang semakin ketat, maka untuk mengimbanginya diperlukan kesungguhan dalam bekerja.  Selalu berusaha menjadi yang terbaik dalam setiap pekerjaan dan bersikap professional. 
Sing hade tata” artinya harus memiliki sikap dan perilaku yang baik.  Tahu bagaimana sikap menghormati yang lebih tua, tahu bagaimana cara menghargai atasan tanpa menjilat, tahu bagaimana cara membimbing bawahan tanpa menyepelekan, dan tahu bagaimana caranya menyayangi yang lebih muda tanpa memanjakan.  Selalu tepat membawakan diri dalam setiap situasi, tidak “kuper” tetapi juga tidak terlalu “over”.  Sehingga keberadaan Arif bisa diterima disegala kalangan.  Jaga dan pelajari sopan santun disetiap daerah.  Dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung.
Sing hade basa” artinya adalah selalu menggunakan bahasa yang baik.  Walaupun dengan niat baik, kerja baik, dan sikap baik, tetapi bila disampaikan dengan bahasa yang kurang benar, maka bisa saja banyak orang yang akan menjadi tersakiti.  Ingatlah bahwa ujung lidah itu bisa lebih tajam dibandingkan ujung pedang.  Dari siaran-siaran Televisi akhir-akhir ini, banyak sekali contoh-contoh pejabat kita yang sudah mengabaikan pemilihan bahasa, sehingga banyak terjadi keributan yang tidak perlu karena hal tersebut.  Padahal bahasa itu tinggal memilih, semua gratis, tersedia, tidak harus membeli.
Bapak-bapak, Ibu-Ibu dan Hadirin yang saya hormati
Akhirnya tugas saya mewakili rombongan keluarga pengantin laki-laki selesai, tidak lupa saya mohon maaf apabila ada kata-kata, sikap, atau tingkah laku saya yang kurang berkenan atau kurang pada tempatnya.  Billahhi taufik wal hidayah.
Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
(salam hangat dari kang sepyan)