Hari Minggu besok tanggal 22 Maret 2015, aku diminta kakakku untuk mewakili keluarga beliau menyampaikan sambutan wakil dari keluarga pengantin laki-laki. Draftnya aku buat dan share, mudah-mudahan bermanfaat.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Innalhamdalillah, nahmaduhu,
wanasta’inuhu, wanastagfiruhu, wana’udubika minsurruri anfusina, waminsyaiati
a’malina. Mayahdillahu falamudilalah,
wamayudlil falahadiyalah. Asyhadualla
illahaillalah wahdahula syarikalah, waasyhaduanna muhamaddan abduhu
warosuluhu. Allahuma sholi wasalim ala
syaidina Muhammad, wa ala alihi waashabihi, wamintabi ahum bi ihsani ilaa
yaumiddin.
Bapak-bapak, Ibu-ibu para pini sepuh dan hadirin yang saya hormati,
Puji dan syukur marilah kita
sama-sama panjatkan ke hadirat Allah swt atas segala limpahan nikmat yang telah
diberikan kepada kita semua, sehingga pada hari ini kita diberikan nikmat
kesehatan serta nikmat kesempatan dapat berkumpul bersilaturahmi dalam acara
pernikahan anak-anak kita yaitu pernikahan Arif dan Siti. Pernikahan merupakan sebuah proses penting
bagi kelangsungan kehidupan dunia serta merupakan sunatullah untuk
mempertahankan eksistensi manusia sebagai khalifah di muka bumi ini. Sebagaimana kita ketahui, dalam ilmu
pemuliaan kehidupan manusia dibagi dalam tiga fase yaitu fase pertama adalah
manusia dilahirkan, fase kedua adalah berkeluarga sehingga memiliki keturunan
untuk meneruskan kehidupan dunia ini, dan fase ketiga adalah fase kematian.
Shalawat dan salam semoga selalu
tercurah kepada junjunan kita semua nabi besar Muhammad saw, juga kepada
keluarganya, sahabatnya serta kepada kita semua sebagai umatnya sampai umat
akhir zaman.
Bapak-bapak, Ibu-ibu, dan seluruh hadirin yang berbahagia.
Hari ini sungguh merupakan hari yang
sangat menggembirakan dan membanggakan, khususnya bagi saya pribadi karena
telah mendapatkan kepercayaan dari kakak saya keluarga H. Didi Asikin dan Ceu
Hj. Yeyet Cahyati untuk mewakili keluarga beliau serta mewakili seluruh
rombongan dari Cirebon untuk menyampaikan tiga hal yaitu :
Hal yang pertama adalah ingin menyampaikan salam silaturahmi, khususnya dari keluarga H.
Didi Asikin dan umumnya dari seluruh rombongan keluarga dari Cirebon. Mudah-mudahan pertemuan silaturahmi kali ini
akan menjadi awal bagi pertemuan-pertemuan selanjutnya untuk memperbanyak
hubungan relasi maupun hubungan kekeluargaan. Karena pernikahan pada dasarnya
bukan hanya pernikahan antara dua anak-anak kita, tetapi merupakan pernikahan
keluarga besar yaitu keluarga besar H. Didi Asikin dan Keluarga besar Siti
disini.
Hal yang kedua
yang merupakan inti dari seluruh rencana, akan saya mulai dari sebuah ceritera
bahwa kakak saya ini (keluarga H. Didi Asikin) memiliki 3 orang anak yaitu anak
pertama perempuan, anak kedua laki-laki, dan anak ketiga perempuan, dengan kata
lain ada 2 perempuan dan satu laki-laki.
Satu-satunya anak laki-laki ini merupakan andalan dan kebanggaan keluarga
namanya Arif Fahrizal. Menurut
pengakuannya, dia sudah sangat bulat untuk menjadikan putri Bapak/Ibu keluarga
disini yaitu “Siti” sebagai pendampingnya membentuk rumah tangga menjadi
keluarga sakinah mawadah warahmah, untuk bersama-sama mengisi kehidupan dengan
berbagi suka, berbagi duka, berbagi beban, berbagi kebahagiaan, dan
bersama-sama beribadah untuk mengharapkan ridho-Nya. Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya
atas nama keluarga Bapak H. Didi Asikin dengan ini menyerahkan anak saya yang
bernama Arif Fahrizal untuk dapat dinikahkan dengan putri Bapak/Ibu yang
bernama “Siti”.
Namun dalam penyerahan ini kami mohon
maaf, bahwa rombongan keluarga kami tidak mampu membawakan apa-apa, karena kami
lihat dan kami pikir di Bandung itu jauh lebih terdapat bermacam-macam barang
dibandingkan di Cirebon. Kalaupun ada
beberapa bingkisan yang kami bawa, itu hanya sekedar tanda bahwa kami memiliki niat
baik. Tolong jangan dilihat dari
harganya, tapi cukup dilihat dari niatnya.
Hal yang ketiga
yang minta disampaikan adalah berupa sebuah pesan. Mengingat hari ini merupakan hari terakhir
Arif berstatus sebagai bujangan dan siap untuk masuk ke gerbang pernikahan,
maka ini merupakan pesan yang harus dijadikan bekal bagi Arif untuk kehidupan
kelak. Pesan ini merupakan sebuah pusaka
keluarga oleh karena itu perlu dihayati dan diamalkan dengan sepenuh hati dan
sepenuh jiwa raga. Pesannya adalah “4
Sing” yaitu yang pertama “Sing hade hate” yang kedua “sing hade gawe” yang
ketiga “ sing hade tata” dan yang keempat “sing hade basa”.
“Sing hade hate” artinya harus
memiliki hati yang baik, hati yang bening, hati yang bersih. Ingatlah bahwa segala macam perbuatan itu
tergantung dari niatnya. Tidak ada
perbuatan baik yang diawali dengan niat jahat, dan tidak ada perbuatan jahat
yang dihasilkan oleh niat baik. Apabila
pada suatu waktu Arif menemukan suatu kondisi kebimbangan, berada di
persimpangan jalan, maka jalan yang terbaik adalah bertanya pada hati
nurani. Oleh karena itu hati nurani
harus selalu dijaga, harus selalu diasah, harus selalu dirawat, agar dia mampu
menjaga seluruh langkah kita selalu berada dijalanNya dan selalu berada di
jalan yang diridhoi-Nya.
“Sing hade gawe” artinya harus
terampil dalam bekerja, harus memiliki kompetensi, harus memiliki skill yang
memadai. Persaingan kehidupan sekarang
semakin ketat, maka untuk mengimbanginya diperlukan kesungguhan dalam
bekerja. Selalu berusaha menjadi yang
terbaik dalam setiap pekerjaan dan bersikap professional.
“Sing hade tata” artinya harus
memiliki sikap dan perilaku yang baik.
Tahu bagaimana sikap menghormati yang lebih tua, tahu bagaimana cara menghargai
atasan tanpa menjilat, tahu bagaimana cara membimbing bawahan tanpa
menyepelekan, dan tahu bagaimana caranya menyayangi yang lebih muda tanpa
memanjakan. Selalu tepat membawakan diri
dalam setiap situasi, tidak “kuper” tetapi juga tidak terlalu “over”. Sehingga keberadaan Arif bisa diterima
disegala kalangan. Jaga dan pelajari
sopan santun disetiap daerah. Dimana
bumi dipijak, disitu langit dijunjung.
“Sing hade basa” artinya adalah
selalu menggunakan bahasa yang baik. Walaupun
dengan niat baik, kerja baik, dan sikap baik, tetapi bila disampaikan dengan bahasa
yang kurang benar, maka bisa saja banyak orang yang akan menjadi
tersakiti. Ingatlah bahwa ujung lidah
itu bisa lebih tajam dibandingkan ujung pedang.
Dari siaran-siaran Televisi akhir-akhir ini, banyak sekali contoh-contoh
pejabat kita yang sudah mengabaikan pemilihan bahasa, sehingga banyak terjadi
keributan yang tidak perlu karena hal tersebut.
Padahal bahasa itu tinggal memilih, semua gratis, tersedia, tidak harus membeli.
Bapak-bapak, Ibu-Ibu dan Hadirin yang saya hormati
Akhirnya tugas saya mewakili
rombongan keluarga pengantin laki-laki selesai, tidak lupa saya mohon maaf
apabila ada kata-kata, sikap, atau tingkah laku saya yang kurang berkenan atau kurang
pada tempatnya. Billahhi taufik wal
hidayah.
Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
(salam hangat dari kang sepyan)