Innalhamdalillahi nahmaduhu
wanasta’iinuhu wanastaghfiruhu
Wanudzubiillah minsyurruri
‘anfusinaa waminsayyi’ati ‘amaalinnaa
Mayahdihillahu falah
mudhillalah Wa mayyudhlil falaa haadiyalah
Asyhadu allaa ilaaha
illallaah wahdahu laa syariikalah wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa
rasuuluh.
Allahumma Shalli Alaa
Sayyidina Muhammad Wa alihi Washahbihi Wasallim.
Audzubillahiminassyaitoonirozim,
bissmillahirrohmanirrohiim.
Wal ‘ashri . innal insaana
lafii khusrin. illalladziina aamanuu wa’amilush shoolihaati watawaa shoubil
haqqi watawaa shoubish shobri
Puji
dan syukur mari sama-sama kita panjatkan ke Hadirat Allah swt yang telah
memberikan banyak kenikmatan. Nikmat
sehat, nikmat kesempatan, dan juga nikmat hidayah, sehingga kita semua terpilih
oleh Allah, didatangkan dalam majlis yang penuh rachmat ini, yaitu majlis ta’lim
kuliah shubuh pada hari ketiga Ramadhan tahun ini. Begitu banyak teman dan saudara-saudara kita
yang tidak bisa hadir disini baik karena adanya keterbatasan fisik atau mungkin
masih adanya hizab yang menutupi. Mari
sama-sama kita doakan agar Saudara-saudara kita yang lain di kesempatan
berikutnya dapat ikut berkumpul untuk kegiatan-kegiatan taklim di Masjid. Memakmurkan bersama Masjid yang kita cintai
ini. Menjadikan Masjid sebagai pusat
kegiatan kemasyarakatan yang islami sebagaimana jaman nabi.
Sholawat
dan salam mari sama-sama kita sampaikan kepada junjunan kita nabi besar
Muhammad SAW. Juga kepada keluarganya,
sahabatnya, dan kepada seluruh umatnya sampai akhir zaman.
Bapak-bapak
dan ibu-ibu jamaah shalat subuh yang berbahagia. Pertama-tama saya mohon maaf sudah
berani-beraninya berdiri di depan ini.
Hal ini bermula dari obrolan Sabtu subuh (tiap sabtu subuh ada pertemuan
panitia pembangunan Masjid), bahwa waktu itu kami mendiskusikan kegiatan apa
atau kontribusi apa yang dapat kami berikan untuk Masjid setelah pembangunan
selesai ? Lalu muncul ide bahwa setelah membangun fisik, kita teruskan dengan
membangun mental. Caranya seperti apa ?
Kita harus belajar ceramah, belajar adzan, belajar ngaji, dll. Rupanya ide tersebut di tangkap oleh Ketua
DKM sehingga menjelang bulan Romadhon saya di SMS beliau menanyakan kesediaan
memberikan kultum (kuliah tujuh) menit pada bulan Romadhon. Saya jawab, Inshaa Allah, saya coba asalkan
Bapak-Bapak yang lain juga kebagian.
Biar sama-sama belajar.
Lalu
saya mencoba untuk “menghasut” teman-teman agar mau kalau ditawari untuk
mengisi ceramah Ramadhan. Khan hanya tujuh menit. Tapi rupanya ketika pada awal Ramadhan saya
menerima jadwal penceramah, ternyata Bapak-bapak yang lain tidak ada yang masuk
dalam daftar. Yang lebih mengerikan
lagi, ternyata saya dijadwalkan untuk 3 kali kuliah subuh dan 3 kali kultum
menjelang berbuka puasa. Padahal kuliah
subuh itu 30 sampai 45 menit...apa yang harus saya omongkan untuk ceramah
selama itu.
Otak
saya berfikir bagaimana caranya mencari alasan agar saya membatalkan kesediaan
menjadi penceramah. Ada seribu alasan
untuk bisa menolak, mulai dari waktu lah karena harus kerja, belum siaplah,
dll. Tetapi ternyata ada juga seribu
alasan untuk mau melakukan tugas tersebut.
Alasan yang paling mendorong saya untuk mau tampil kali ini adalah surat
al-ashr sebagaimana yang dibacakan tadai.
Demi waktu. Sesungguhnya manusia
itu berada dalam kerugian. Jadi dengan
berjalannya waktu, kalau kita tidak melakukan sesuatu, maka kita menjadi orang
yang merugi. Bukan inpas, tetapi rugi. Selanjutnya dalam ayat ketiga dijelaskan bahwa
yang tidak termasuk orang yang merugi adalah apabila menjadi orang yang beriman
dan beramal soleh dan saling nasihat menasihati dalam kebenaran dan saling
nasihat menasehati dalam kesabaran.
Kesluruhan hal di atas yaitu beriman, bermal soleh, nasihat menasihati
dalam kebenaran dan nasihat menasihati dalam kesabaran harus dilakukan karena
menggunakan kata dan, bukan kata atau.
Jadi tidak bisa hanya beriman dan beramal soleh saja tapi tidak nasihat
menasihati.
Saya
melihat bahwa kesediaan saya menyampaikan kuliah subuh ini, mudah-mudahan
menjadi pintu pembuka untuk mengerjakan nasihat menasihati dalam kebenaran dan
kesabaran ? Inshaa Allah.
Bapak
dan Ibu Jamaah sholat subuh yang berbahagia.
Ada
beberapa tema yang ingin saya sampaikan dalam ceramah selama bulan Ramadhan
ini. Istri saya menasihati agar dipilih
saja hal yang paling dikuasai, tapi yang berhubungan dengan keislaman. Kebetulan beberapa tahun lalu saya pernah
ditempatkan di bank Syariah, kenapa tidak membahas tentang ekonomi islam atau
perbankan syariah ? Lalu saya mencoba
mencari-cari kembali literatur tentang bank syariah.
Tapi
tiba-tiba tadi pagi saya ingat bahwa di kantor saya dalam waktu kurang dari 24
jam lagi akan melakukan peluncuran satelit.
Ada baiknya juga kalau saya mohon doa restu dari jamaah seluruhnya untuk
kesuksesan acara peluncuran satelit tersebut.
Tapi ngomong-ngomong satelit itu apa ya ?
Satelit
itu alat yang diluncurkan ke ruang angkasa yang digunakan untuk alat
komunikasi. Satelit akan menangkap
signal yang kita kirimkan dan selanjutnya akan mengirimkan kembali signal tersebut
ke tempat lain yang dituju. Bapak-bapak
dan ibu-ibu punya handphone khan ? bisa WA, Facebook, SMS, telepon dan
lain-lain adalah menggunakan satelit tersebut.
Begitu maju tekhnologi saat ini.
Saya ingat sekitar tahun 90 awal rasanya sangat kaya dan sangat bangga
ketika menggunakan handphone. Tetapi
sekarang ? siapa yang tidak punya HP ?
semua profesi punya HP dari mulai pengemis, pemulung, kopral, jendral,
pengusaha, buruh, dan karyawan seperti saya.
Komunikasi sekarang sudah bisa dilakukan dengan melihat gambarnya atau
vidiocall, bisa rapat di tempat yang berbeda-beda, bisa mengirim bukan hanya
pesan dengan jumlah kata yang sedikit, tetapi bisa mengirimkan buku-buku
segudang dalam waktu hanya sebentar.
Cuma masalahnya yang bias dikirim apabila berbentuk data digital. Bagaimana dengan pengiriman barang ?
Pengiriman
barang tradisional itu mulai di pikul, di seret, dijinjing, pakai mobil, pakai
truk, pakai kapal laut, atau pakai pesawat.
Yang lebih canggih lagi adalah pengiriman senjata dengan peluru kendali,
yaitu kita tentukan koordinatnya, lalu peluru kendali meluncur menuju titik
tersebut untuk menyerang dan menghancurkan.
Jadi dengan peluru kendali baru bisa mengirim ke alamat tertentu tapi
mendaratnya lebih mulus. Nah kembali ke
satelit, yang inshaa Allah akan diluncurkan besok hari Kamis tanggal 9 Juni 2016
jam 04.30 wib atau Rabu jam 20.30 waktu Kourou (Amerika Latin) tempat
peluncuran, dia akan meluncur melalui pesawat khusus, lalu pesawatnya meledak
dan satelit tersebut akan terlontar keluar berputar-putar mengelilingi bumi
menuju orbit yang ditentukan yaitu di 150,5 bujur timur atau di atas
Papua. Waktu yang diperlukan untuk
berjalan dari Guyana Amerika Latin ke Papua adalah sekitar 10 hari. Dan selanjutnya sateit tersebut akan mendiami
pos yang telah ditentukan untuk dapat digunakan membantu komunikasi selama 17
tahun. Kebayang enggak ? Jadi dengan alat yang mahal dan canggih,
sekarang manusia sudah bisa mengirimkan barang dengan kondisi tetap baik ke
suatu titik tertentu.
Apakah
itu canggih ? Tekhnologi mutakhir ?
Ternyata tidak.
Ribuan
tahun yang lalu, jaman Nabi Sulaiman telah ada ilmu tersebut dan jauh lebih
canggih. Coba saja mari kita baca dan
pelajari surat An-naml ayat 15 sampai 40, disana dikisahkan tentang proses
penundukan kerajaan Saba. Secara singkat
dapat saya gambarkan, mohon maaf pakai bahasa sendiri saja biar gampang, yaitu
begini :
Disebutkan
bahwa Nabi Sualeman itu mengerti bahasa binatang, sehingga kerajaan Nabi Sulaean
itu bukan hanya manusia saja yang menjadi tentaranya, tetapi juga termasuk jin
dan burung. Dalam sebuah pertemuan, Nabi
Sulaeman memeriksa pasukannya semua hadir kecuali burung hud-hud yang tidak
ada. Lalu ketika burung hudhud datang
Nabi Sulaeman bertanya, kenapa kamu terlambat ? Burung Hud-hud menjawab bahwa
dia baru saja melihat sebuah Negeri yaitu Negeri Saba kaya raya, punya
singgasan besar yang dipimpin oleh seorang perempuan dan mereka menyembah
matahari. Kemudian Nabi Sulaeman
mengutus burung Hudhud untuk mengirimkan surat ke Ratu tersebut, yang isinya
meminta kerajaan Saba untuk tunduk pada kerajaan Nabi Sualeman dan memeluk
Islam.
Ratu
lalu mengumpulkan para pembesarnya, meminta nasihat. Disarankan bahwa kita coba saja dengan
memberikan sesuai persembahan tapi kalau perang juga tidak maslah toh kita
punya pasukan kata para pembesar Negeri Saba.
Ketika persembahan datang ke Nabi Sulaeman, persembahan itu ditolak dan
dikatakan bahwa kami tidak butuh kekayaan karena kekayaan yang diberikan Tuhan
kami jauh lebih banyak. Dan diminta agar
Ratu Balqis (Ratu Negeri Saba) untuk datang ke istana Nabi Sulaeman.
Dikisahkan
bahwa untuk menyambut kedatangan Ratu Balqis, Nabi Sulaeman mengumpulkan
pembesar-pembesarnya dan bertanya, siapakah diantara kalian yang bisa
mendatangkan singasana Ratu Balqis dari Negeri Saba kesini ? Jin Iprit angkat tangan, dan menyebutkan
wahai bagianda Nabi, serahkan saja tugas itu padaku, aku sanggup memindahkan
singgasana tersebut sebelum bagina Nabi turun dari kursi. Canggih banget ya ? Kemudian Nabi Sulaeman bertanya
lagi, apakah ada yang lain yang bisa ? Lalu
ada seorang yang disebutkan seagai ahli kitab yang menyatakan bahwa hamba
sanggup memindahan singgasana tersebut sebelum bagianda Nabi Sulaeman berkedip. Dan dalam sekejap telah ada singgasan Ratu
Balqis di hadapan mereka. Apakah ini
dongeng ? Apakah kita semua percaya
Al-Quran ? Kalu percaya berarti ini bukan dongeng, tetapi kenyataan.
Jaman
dahulu kala, ahli kitab, artinya orang telah mencapai ilmu memindahkan barang
yang berat dan besar hanya dalam waktu sekejap.
Itu menandakan ilmu Allah itu sangat luas. Itu menandakan ilmu kaum Nabi Sulaeman jauh
lebih canggih dari ilmu kita yang dikatakan canggih tersebut. Yang baru bia melontarkan barang sebesar 3
ton, dengan persiapan 2 tahun, biaya yang besar, dan waktu yang lama.
Ada
hal menarik yang selalu dikatakan Nabi Sulaeman setelah mendapatkan sesuatu,
misalnya setelah mendengar suara semut, setelah ada umatnya yang memindahkan
singgasana. Nabi Sulaeman selalu
mengucapkan syukur kepada Allah Swt.
Bapak-bapak
dan Ibu-ibu yang saya hormati,
Dari
hal-hal yang saya sampaikan tadi kiranya kita dapat menarik pelajaran bahwa
kita adalah umat yang besar, umat yang berilmu.
Mari kita sama-sama semangat menggali ilmu, agar umat islam sekarang jangan
kalah dengan umat Nabi Sulaeman. Jangan
sampai kecanggihan-kecanggihan tekhnologi tersebut direbut oleh umat lain. Pendahulu-pendahulu kita telah memberi
contoh. Dan jangan lupa agar kita selalu
bersyukur terhadap seluruh nikmat dan karunia yang telah dibrikan Allah Swt.
Mudah-mudahan
apa yang saya sampaikan ii ada manfaatnya buat Bapak dan Ibu sekalian. Dan mudah-mudahan penyampaian kali ini dapat
dihitung sebagai nasihat-menasehati dalam kebenaran dan nasehat-menasehati
dalam kesabaran, agar kita tidak merugi.
Subhanllohumawabihamdika. Ashaduallaillaha illa anta. Astagfiruka waatubu ilaik.
Mohon
maaf apabila ada hal-hal yang kurang berkenan.
Wassalamu’alaikum
warrohmatullahi wabarokatuh.
(salam hangat dari kang sepyan)