Selasa, 07 Juni 2016

KULIAH SUBUH



Innalhamdalillahi nahmaduhu wanasta’iinuhu wanastaghfiruhu
Wanudzubiillah minsyurruri ‘anfusinaa waminsayyi’ati ‘amaalinnaa
Mayahdihillahu falah mudhillalah Wa mayyudhlil falaa haadiyalah


Asyhadu allaa ilaaha illallaah wahdahu laa syariikalah wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuuluh.   
Allahumma Shalli Alaa Sayyidina Muhammad Wa alihi Washahbihi Wasallim.
Audzubillahiminassyaitoonirozim, bissmillahirrohmanirrohiim.
Wal ‘ashri . innal insaana lafii khusrin. illalladziina aamanuu wa’amilush shoolihaati watawaa shoubil haqqi watawaa shoubish shobri 
Puji dan syukur mari sama-sama kita panjatkan ke Hadirat Allah swt yang telah memberikan banyak kenikmatan.  Nikmat sehat, nikmat kesempatan, dan juga nikmat hidayah, sehingga kita semua terpilih oleh Allah, didatangkan dalam majlis yang penuh rachmat ini, yaitu majlis ta’lim kuliah shubuh pada hari ketiga Ramadhan tahun ini.  Begitu banyak teman dan saudara-saudara kita yang tidak bisa hadir disini baik karena adanya keterbatasan fisik atau mungkin masih adanya hizab yang menutupi.  Mari sama-sama kita doakan agar Saudara-saudara kita yang lain di kesempatan berikutnya dapat ikut berkumpul untuk kegiatan-kegiatan taklim di Masjid.  Memakmurkan bersama Masjid yang kita cintai ini.  Menjadikan Masjid sebagai pusat kegiatan kemasyarakatan yang islami sebagaimana jaman nabi.

Sholawat dan salam mari sama-sama kita sampaikan kepada junjunan kita nabi besar Muhammad SAW.  Juga kepada keluarganya, sahabatnya, dan kepada seluruh umatnya sampai akhir zaman.

Bapak-bapak dan ibu-ibu jamaah shalat subuh yang berbahagia.  Pertama-tama saya mohon maaf sudah berani-beraninya berdiri di depan ini.  Hal ini bermula dari obrolan Sabtu subuh (tiap sabtu subuh ada pertemuan panitia pembangunan Masjid), bahwa waktu itu kami mendiskusikan kegiatan apa atau kontribusi apa yang dapat kami berikan untuk Masjid setelah pembangunan selesai ? Lalu muncul ide bahwa setelah membangun fisik, kita teruskan dengan membangun mental.  Caranya seperti apa ? Kita harus belajar ceramah, belajar adzan, belajar ngaji, dll.  Rupanya ide tersebut di tangkap oleh Ketua DKM sehingga menjelang bulan Romadhon saya di SMS beliau menanyakan kesediaan memberikan kultum (kuliah tujuh) menit pada bulan Romadhon.  Saya jawab, Inshaa Allah, saya coba asalkan Bapak-Bapak yang lain juga kebagian.  Biar sama-sama belajar.

Lalu saya mencoba untuk “menghasut” teman-teman agar mau kalau ditawari untuk mengisi ceramah Ramadhan. Khan hanya tujuh menit.  Tapi rupanya ketika pada awal Ramadhan saya menerima jadwal penceramah, ternyata Bapak-bapak yang lain tidak ada yang masuk dalam daftar.  Yang lebih mengerikan lagi, ternyata saya dijadwalkan untuk 3 kali kuliah subuh dan 3 kali kultum menjelang berbuka puasa.  Padahal kuliah subuh itu 30 sampai 45 menit...apa yang harus saya omongkan untuk ceramah selama itu.

Otak saya berfikir bagaimana caranya mencari alasan agar saya membatalkan kesediaan menjadi penceramah.  Ada seribu alasan untuk bisa menolak, mulai dari waktu lah karena harus kerja, belum siaplah, dll.  Tetapi ternyata ada juga seribu alasan untuk mau melakukan tugas tersebut.  Alasan yang paling mendorong saya untuk mau tampil kali ini adalah surat al-ashr sebagaimana yang dibacakan tadai.  Demi waktu.  Sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian.  Jadi dengan berjalannya waktu, kalau kita tidak melakukan sesuatu, maka kita menjadi orang yang merugi.  Bukan inpas, tetapi rugi.  Selanjutnya dalam ayat ketiga dijelaskan bahwa yang tidak termasuk orang yang merugi adalah apabila menjadi orang yang beriman dan beramal soleh dan saling nasihat menasihati dalam kebenaran dan saling nasihat menasehati dalam kesabaran.  Kesluruhan hal di atas yaitu beriman, bermal soleh, nasihat menasihati dalam kebenaran dan nasihat menasihati dalam kesabaran harus dilakukan karena menggunakan kata dan, bukan kata atau.  Jadi tidak bisa hanya beriman dan beramal soleh saja tapi tidak nasihat menasihati.  

Saya melihat bahwa kesediaan saya menyampaikan kuliah subuh ini, mudah-mudahan menjadi pintu pembuka untuk mengerjakan nasihat menasihati dalam kebenaran dan kesabaran ? Inshaa Allah.

Bapak dan Ibu Jamaah sholat subuh yang berbahagia.
Ada beberapa tema yang ingin saya sampaikan dalam ceramah selama bulan Ramadhan ini.  Istri saya menasihati agar dipilih saja hal yang paling dikuasai, tapi yang berhubungan dengan keislaman.  Kebetulan beberapa tahun lalu saya pernah ditempatkan di bank Syariah, kenapa tidak membahas tentang ekonomi islam atau perbankan syariah ?  Lalu saya mencoba mencari-cari kembali literatur tentang bank syariah.

Tapi tiba-tiba tadi pagi saya ingat bahwa di kantor saya dalam waktu kurang dari 24 jam lagi akan melakukan peluncuran satelit.  Ada baiknya juga kalau saya mohon doa restu dari jamaah seluruhnya untuk kesuksesan acara peluncuran satelit tersebut.  Tapi ngomong-ngomong satelit itu apa ya ?

Satelit itu alat yang diluncurkan ke ruang angkasa yang digunakan untuk alat komunikasi.  Satelit akan menangkap signal yang kita kirimkan dan selanjutnya akan mengirimkan kembali signal tersebut ke tempat lain yang dituju.  Bapak-bapak dan ibu-ibu punya handphone khan ? bisa WA, Facebook, SMS, telepon dan lain-lain adalah menggunakan satelit tersebut.  Begitu maju tekhnologi saat ini.  Saya ingat sekitar tahun 90 awal rasanya sangat kaya dan sangat bangga ketika menggunakan handphone.  Tetapi sekarang ?  siapa yang tidak punya HP ? semua profesi punya HP dari mulai pengemis, pemulung, kopral, jendral, pengusaha, buruh, dan karyawan seperti saya.  Komunikasi sekarang sudah bisa dilakukan dengan melihat gambarnya atau vidiocall, bisa rapat di tempat yang berbeda-beda, bisa mengirim bukan hanya pesan dengan jumlah kata yang sedikit, tetapi bisa mengirimkan buku-buku segudang dalam waktu hanya sebentar.  Cuma masalahnya yang bias dikirim apabila berbentuk data digital.  Bagaimana dengan pengiriman barang ?

Pengiriman barang tradisional itu mulai di pikul, di seret, dijinjing, pakai mobil, pakai truk, pakai kapal laut, atau pakai pesawat.  Yang lebih canggih lagi adalah pengiriman senjata dengan peluru kendali, yaitu kita tentukan koordinatnya, lalu peluru kendali meluncur menuju titik tersebut untuk menyerang dan menghancurkan.  Jadi dengan peluru kendali baru bisa mengirim ke alamat tertentu tapi mendaratnya lebih mulus.  Nah kembali ke satelit, yang inshaa Allah akan diluncurkan besok hari Kamis tanggal 9 Juni 2016 jam 04.30 wib atau Rabu jam 20.30 waktu Kourou (Amerika Latin) tempat peluncuran, dia akan meluncur melalui pesawat khusus, lalu pesawatnya meledak dan satelit tersebut akan terlontar keluar berputar-putar mengelilingi bumi menuju orbit yang ditentukan yaitu di 150,5 bujur timur atau di atas Papua.  Waktu yang diperlukan untuk berjalan dari Guyana Amerika Latin ke Papua adalah sekitar 10 hari.  Dan selanjutnya sateit tersebut akan mendiami pos yang telah ditentukan untuk dapat digunakan membantu komunikasi selama 17 tahun.  Kebayang enggak ?  Jadi dengan alat yang mahal dan canggih, sekarang manusia sudah bisa mengirimkan barang dengan kondisi tetap baik ke suatu titik tertentu.

Apakah itu canggih ? Tekhnologi mutakhir ?  Ternyata tidak.
Ribuan tahun yang lalu, jaman Nabi Sulaiman telah ada ilmu tersebut dan jauh lebih canggih.  Coba saja mari kita baca dan pelajari surat An-naml ayat 15 sampai 40, disana dikisahkan tentang proses penundukan kerajaan Saba.  Secara singkat dapat saya gambarkan, mohon maaf pakai bahasa sendiri saja biar gampang, yaitu begini :

Disebutkan bahwa Nabi Sualeman itu mengerti bahasa binatang, sehingga kerajaan Nabi Sulaean itu bukan hanya manusia saja yang menjadi tentaranya, tetapi juga termasuk jin dan burung.  Dalam sebuah pertemuan, Nabi Sulaeman memeriksa pasukannya semua hadir kecuali burung hud-hud yang tidak ada.  Lalu ketika burung hudhud datang Nabi Sulaeman bertanya, kenapa kamu terlambat ? Burung Hud-hud menjawab bahwa dia baru saja melihat sebuah Negeri yaitu Negeri Saba kaya raya, punya singgasan besar yang dipimpin oleh seorang perempuan dan mereka menyembah matahari.  Kemudian Nabi Sulaeman mengutus burung Hudhud untuk mengirimkan surat ke Ratu tersebut, yang isinya meminta kerajaan Saba untuk tunduk pada kerajaan Nabi Sualeman dan memeluk Islam.

Ratu lalu mengumpulkan para pembesarnya, meminta nasihat.  Disarankan bahwa kita coba saja dengan memberikan sesuai persembahan tapi kalau perang juga tidak maslah toh kita punya pasukan kata para pembesar Negeri Saba.  Ketika persembahan datang ke Nabi Sulaeman, persembahan itu ditolak dan dikatakan bahwa kami tidak butuh kekayaan karena kekayaan yang diberikan Tuhan kami jauh lebih banyak.  Dan diminta agar Ratu Balqis (Ratu Negeri Saba) untuk datang ke istana Nabi Sulaeman.

Dikisahkan bahwa untuk menyambut kedatangan Ratu Balqis, Nabi Sulaeman mengumpulkan pembesar-pembesarnya dan bertanya, siapakah diantara kalian yang bisa mendatangkan singasana Ratu Balqis dari Negeri Saba kesini ?  Jin Iprit angkat tangan, dan menyebutkan wahai bagianda Nabi, serahkan saja tugas itu padaku, aku sanggup memindahkan singgasana tersebut sebelum bagina Nabi turun dari kursi.  Canggih banget ya ? Kemudian Nabi Sulaeman bertanya lagi, apakah ada yang lain yang bisa ?  Lalu ada seorang yang disebutkan seagai ahli kitab yang menyatakan bahwa hamba sanggup memindahan singgasana tersebut sebelum bagianda Nabi Sulaeman berkedip.  Dan dalam sekejap telah ada singgasan Ratu Balqis di hadapan mereka.  Apakah ini dongeng ?  Apakah kita semua percaya Al-Quran ? Kalu percaya berarti ini bukan dongeng, tetapi kenyataan.

Jaman dahulu kala, ahli kitab, artinya orang telah mencapai ilmu memindahkan barang yang berat dan besar hanya dalam waktu sekejap.  Itu menandakan ilmu Allah itu sangat luas.  Itu menandakan ilmu kaum Nabi Sulaeman jauh lebih canggih dari ilmu kita yang dikatakan canggih tersebut.  Yang baru bia melontarkan barang sebesar 3 ton, dengan persiapan 2 tahun, biaya yang besar, dan waktu yang lama.

Ada hal menarik yang selalu dikatakan Nabi Sulaeman setelah mendapatkan sesuatu, misalnya setelah mendengar suara semut, setelah ada umatnya yang memindahkan singgasana.  Nabi Sulaeman selalu mengucapkan syukur kepada Allah Swt.
Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang saya hormati,

Dari hal-hal yang saya sampaikan tadi kiranya kita dapat menarik pelajaran bahwa kita adalah umat yang besar, umat yang berilmu.  Mari kita sama-sama semangat menggali ilmu, agar umat islam sekarang jangan kalah dengan umat Nabi Sulaeman.  Jangan sampai kecanggihan-kecanggihan tekhnologi tersebut direbut oleh umat lain.  Pendahulu-pendahulu kita telah memberi contoh.  Dan jangan lupa agar kita selalu bersyukur terhadap seluruh nikmat dan karunia yang telah dibrikan Allah Swt.

Mudah-mudahan apa yang saya sampaikan ii ada manfaatnya buat Bapak dan Ibu sekalian.  Dan mudah-mudahan penyampaian kali ini dapat dihitung sebagai nasihat-menasehati dalam kebenaran dan nasehat-menasehati dalam kesabaran, agar kita tidak merugi.
Subhanllohumawabihamdika.  Ashaduallaillaha illa anta.  Astagfiruka waatubu ilaik.
Mohon maaf apabila ada hal-hal yang kurang berkenan.
Wassalamu’alaikum warrohmatullahi wabarokatuh.
 


 (salam hangat dari kang sepyan)