Minggu, 17 Januari 2016

KONDANGAN

Dua petinggi warga Kavling Agraria mengadakan resepsi pernikahan putri mereka dalam waktu yang bersamaan. Pak Haji Maulana tokoh berpengaruh yang dituakan warga dan juga pengusaha sukses yang menguasai bisnis di Tanjung Priok, menikahkan putri bungsunya di sebuah Gedung Pertemuan daerah Raden Inten Kalimalang hari Sabtu malam Minggu pukul 19.00 s.d 21.00. Pak Purwanto, ketua RW di Kavling Agraria dan juga merupakan pejabat di kantor DPRD Bekasi menikahkan putri pertamanya yang mendapatkan suami Bule Prancis di Islamic Centre Bekasi pada hari Sabtu malam Minggu pukul 19.00 s.d. 21.00.

Mendadak kedua agenda tersebut menjadi trending topic seluruh warga, baik saat ngobrol selepas sholat berjamaah di Masjid, obrolan di bawah pohon Asem dekat pos Satpam tempat warga kumpul, obrolan ibu-ibu di pasar Mangga, termasuk obrolan dunia maya baik wa, bbm, twitter, dll. Maklum meskipun wilayah kami termasuk di pusat kota Bekasi, tetapi pengalaman melakukan beberapa kegiatan besar dalam hari yang sama merupakan kegiatan yang jarang terjadi dalam kehidupan warga. Ditambah lagi besarnya sebaran demographic warga kavling mulai dari pejabat dan pengusaha sukses sampai dengan penghuni rumah liar, buruh cuci, ob, tukang becak, dll.

Akhirnya pembahasan mengerucut pada penjadwalan menghadiri undangan. Apakah cukup datang ke salah satu tempat saja untuk resepsi dan mendatangi pelaksanaan akadnya kepada tempat yang lain, atau membagi istri dan suami masing-masing berangkat ke tempat yang berbeda, atau berangkat ikut resepsi awal di tempat pertama dan resepsi akhir ditempat yang lain. Tentunya dengan mencari rute terbaik yang tidak macet dengan mengintip maps mbah google. Aku termasuk yang memilih alternatif menghadiri kedua resepsi tersebut. Jaraknya tidak terlalu jauh, cuma memang macet di jalan Kalimalang dalam babarapa bulan terakhir ini karena sedang membangun jalan tol Becakayu atau bekasi cawang kampung melayu di sisi sebelah kiri arah Jakarta melayang di atas kali serta membangun jalur sepeda di sisi sebelah kanan. Kira-kira perlu waktu 30 menit sampai satu jam untuk menempuh jarak sekitar 10 kilometer tersebut.

Selanjutnya beberapa warga terutama aktivis masjid mendata siapa siapa saja yang akan memilih berangkat mengikuti akad di tempat yang satu dan mengikuti resepsi di tempat satunya serta siapa saja yang akan hadir dalam kedua resepsi tersebut, lalu membagi tumpangan terutama untuk warga warga gang tembok (istilah kami untuk warga yang penghuni gubuk-gubuk yang didirikan di tanah kavling kosong). Sehingga semua bisa berangkat menghadiri undangan.

***********

Saat menghadiri resepsi yang kedua yaitu di Islamic Centre, tamu sudah mulai sepi karena kami baru sampai jam 8.40. Setelah salaman ke pengantin sebagaimana biasa, aku berdiri di pojok mengamati beberapa undangan yang masih ada. Pak Rudi menghampiri aku dan bertanya "gimana tadi perjalanan?" "Alhamdulillah" jawabku "tidak begitu macet. Tetapi si Rio anaknya mba Sur kasihan sepanjang jalan pusing. Akhirnya mereka minta turun di Bumi Satria Kencana, lalu naik mobil umum pulang duluan ke rumah". "Sama tuh di mobilku juga bau minyak angin, sampai istriku manyun terus" kata pak Rudi sambil ketawa. "Dia khan paling tidak tahan bau minyak angin. Mau negur enggak enak, takut menyinggung perasaan. Akhirnya terpaksa jendela dibuka, dan menahan bau yang bikin mual sambil manyun sepanjang jalan" lanjut pak Rudi menjelaskan situasi dimobilnya.

Lalu kami terlibat diskusi kecil berdua. Aku bilang "Kok perasaan ribet banget ya baru memiliki 2 acara saja, padahal kita lihat di TV para pejabat bisa memiliki acara yang bertumpuk pada waktu yang sama". Pak Rudi dengan bijak mengomentari "Bahwa sebenarnya kita bisa memilih untuk memikirkan diri sendiri atau keluarga sendiri saja, tidak perlu ribet soal waktu, perjalanan akan lebih nyaman, tidak seperti tadi...mau keluar gedung resepsi yang pertama saja sulit karena harus mencari-cari teman yang semobil. Giliran ketemu, lagi makan. Terus sambil nunggu, yang bantu nyari tadi, ikut antri makanan, akhirnya yang direncanakan harus berangkat dari gedung Raden Inten jam 7.45 mundur hampir setengah jam". "Gak tega juga ya kita nyuruh cepat-cepat. Harus meninggalkan makanan enak-enak yang jarang mereka jumpai" timpalku

Hidup adalah pilihan. Beberapa tahun lalu sebelum aku banyak terlibat di Mesjid, aku tidak pernah terpikir untuk harus memikirkan tetanggaku seperti saat ini. Untuk ikut sedikit "mengorbankan" kenyamanan dan berbagi. Bahkan aku sering protes sama istriku yang bersikukuh pingin tetap tinggal di kavling, enggak mau pindah ke rumah dinas atau perumahan cluster seperti Sumarecon yang memiliki lingkungan yang nyaman dan memiliki tetangga yang relatif berada. Alasannya gak enak kalau di perumahan elite, nanti kita sulit bersyukur karena terlalu sering melihat ke atas. Gak enak, nanti kalau punya makanan lebih, susah mencari orang yang bisa dibagi, nanti malah dibuang. Gak enak nih ninggalin majlis taklim yang sudah susah payah dibangun. Tapi sekarang aku menikmatinya.

Pilihan istriku benar....hidup rasanya menjadi lebih bermakna.....menurutku menyantuni orang miskin tidak cukup hanya dengan mengundang pengajian kerumah lalu membagi-bagi sembako, tidak cukup hanya dengan membuat acara bakti sosial pengobatan gratis, memberi beasiswa, dll.....tetapi harus diimbangi dengan menjadikan mereka teman, menjadikan dia sebagai "orang" yang sejajar, berbagi cerita suka duka, termasuk memberi tanpa dia harus merasa penting mengucapkan terima kasih pada kita.

(salam hangat dari kang sepyan)

2 komentar:


  1. Terpaksa sy berucap dsni bahwa cita-citaku menjadi TKW sukses pulang di kampungku sudah tercapai, alhamdulillah.... awalnya aku ikut-ikutan melihat temanku, ternyata setelah kubuktikan hasilnya memang luar biasa ..!!! terima kasih banyak kpd teman aku yg ada di singapura..! berkat postingan dia di halaman facebook TKI Sukses aku baca. Aku bsa kenal nma nya Mbah Suro Guru spiritual PESUGIHAN ANKA GHAIB TOGEL 2D sampai 6D dan PESUGIHAN DANA GHAIB. . pikir-pikir kurang lebih 5 tahun kerja jd Tkw di HONGKONG hanya jeritan batin dan tetes air mata ini selalu menharap tp tdk ada hasil sm sekali. Mana lagi dapat majikanku galak, kejam, cerewet, salah sedikit kena marah lagi . Tiap bulan dapat gaji hanya separoh saja . . itu pun tdk cukup biaya anak di kampung. Tp sy beranikan diri tlpon nmr beliau untuk minta bantuan nya. melalui PESUGIHAN DANA GHAIB Nya . syukur Alhamdulillah benar2 terbukti sekarang. terima kasih ya allah atas semua rejeki mu ini. Aku sudah bs pulang ke kmpung halaman buka usha skrg. jk tman minat ingin tlpn beliau . ini nmr nya +62 82354640471 & 082354640471 siapa tau anda bisa di bantu dan cocok sprti aku . aminn




    BalasHapus
  2. Jd tki sebetulnya bukan kemauan sy, tapi terpaksa hrus sy jalani. Sy jadi tki kerja di restauran 10 thn, krnh ingin mengubah nasib yg lebih baek. Namun alhamdulillah skrg akan berakhir. sy skrg menetap di negara asal sndiri dgn hidup usaha buka rumah makan jg, berkat bantuan mbah suro melalui dana hibah nya 200jt. Amin... ini nomer Whatsapp mbah suro +6282354640471

    BalasHapus