Moda
transportasi Bis Damri ataupun APTB, tetap lambat karena tetap tidak
bisa menghindari jalan umum. Yang terlanjur sangat padat. Orang pintar
sudah menghitung adanya gap antara penambahan jalan dan penambahan
kendaraan. Tetapi orang pintar juga tidak henti-hentinya memberi ijin
penjualan kendaraan, memberi ijin nomor kendaraan bahkan untuk kendaraan
yang telah akil balig. Sehingga terasa sekali bedanya kepadatan lalu
lintas dari tahun ke tahun. Tapi sudahlah, ini khan pertanda
meningkatnya kesejahteraan.
Akhirnya
pilihan yang terbaik diantara yang semuanya kurang menyenangkan, ya
naik commuter line. Sejak dipimpin pak Jonan PT. KAI memang banyak
melakukan perubahan, termasuk menghilangkan kereta ekonomi, karcis
berkartu, disediakan WC, dll. Sangat brilian meningkatkan pendapatan
KAI, jumlah penumpang meningkat drastis dan semuanya bayar, walaupun
disisi lain aku harus rela umpel-umpelan, tidak pernah dapat tempat
duduk, didorong, digencet serta beradu napas......hehehe kadang-kadang
bersebelahan dengan orang yang jarang mandi, jarang ganti baju, dan
jarang gosok gigi.
Pulang
kantor teeeeettt sih jam 16.30, tapi mana berani pulang pas jam kantor,
nanti dibilang apa kata dunia, dibilang kurang dedikasi, dibilang
itung-itungan, dan stigma negatif lainnya. Yang cocok itu pulang jam
17.30. Pantes deh, kita lebihin kerja satu jam itung-itung mengganti
waktu kerja seharusnya yang kita pake untuk melamun, buka-buka internet,
atau ngerumpi. Kebetulan juga sekitar jam 17.40 ada kereta yang ke
Mangarai dan selanjutnya di Mangarai ikut kereta yang dari Kota ke
Bekasi. Masalahnya transit di Mangarai menjadi "horor" karena
berjubelnya calon penumpang tidak sebanding dengan kapasitas angkut
kereta. Walaupun sudah berhimpitan kaya ikan teri dalam toples.
Sebetulnya
ada kereta yang jurusan Mangarai ke Bekasi jam 18.02, namun rasanya
lebin banyak dibatalkan jadwal tersebut dibanding berangkat. Ada-ada
saja alasan anak buah pak Jonan, mengalami gangguan lah, ada kerusakan
lah, masuk Depo lah, dll. Jadi biasanya di Mangarai bisa nunggu sekitar
setengah jam. Akibatnya sampai ke rumah pas adzan Isya. Loh....kapan
sholat Magribnya ?
Beberapa
kali, aku mencoba untuk sholat Magrib dahulu di kantor, jadi pulang
kira-kira jam 18.30. Tapi ampun deh, tambah malem bukannya tambah sepi
orang, malah tambah penuh. Jadinya perjalanan sangat lambat, sampai di
rumah hampir jam sembilan malam. Mandi, sholat isya tidur, bangun
lagi, sholat subuh, lalu berangkat lagi ke kantor. Benar-benar pulang
cuma mau numpang tidur. Rasanya enggak sehat hidup rutin seperti itu.
Jadi pilihan pulang jam 17.30 agak lebih manusiawi. Masih memiliki
waktu sekitar 90 menit untuk membantu anaku ngerjakan PR, mendengarkan
cerita istriku, menonton acara D'terong, dll. Tapi masalahnya, sholat
magrib dimana ?
Di statsiun Mangarai memang ada
Mesjid terletak di pojok dekat WC dengan ukuran sekitar 4 x 6 meter
ditambah emperannya sekitar 90 centimeter. Tapi dengan waktu Magrib
yang cuma sedikit, maka tempat tersebut menjadi sangat kecil
dibandingkan dengan jumlah orang yang ada. Karpet hijaunya sungguh
kotor, berbau dan sudah bercampur debu. Kalau kita sujud disana, maka
akan menempel beberapa kerikil dk kening. Biasanya pas waktu magrib
akan ada dua imam yaitu imam yang di dalam dan imam yang di emperan.
Imam yang diemperan mengimami sekitar 6 orang yang berbaris dua dua, di
ubin kramik warna putih. Diluar orang yang sholat berjubel orang yang
ngantri ambil air wudlu dan orang yang ngantri masuk mesjid. Tampak
orang-orang sholeh dan sholehah itu tabah menerima kenyataan yang harus
dihadapi, sambil telinga waspada mendengar pengumuman kereta yang
dinantikan sedang tertahan di sinyal masuk statsiun mana.
Ya Allah....aku ingin sholat.
Mudah-mudahan
ajaran guru ngajiku yang menyebutkan bahwa dalam keadaan seperti itu,
sholat Magribnya boleh di 'jama dengan sholat Isya setelah sampai di
rumah, adalah benar. Mudah-mudahan ada kekuatan yang menggerakan
sehingga di tempat-tempat umum harus menyediaka Mesjid, sehingga aku
bisa sholat tepat waktu dan berjamaah. Tidak harus nunggu pensiun.
Mudah-mudahan pak Jonan baca blogku lalu membangun mesjid yang besar di
Mangarai.
Ya Allah........aku ingin sholat.
(salam hangat dari kang sepyan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar