Senin, 10 Februari 2014

ULANG TAHUN PERNIKAHAN KE 20

Tidak terasa ternyata aku sudan 20 tahun menikah.  Namun malam ulang tahun pernikahan kemaren rasanya lewat begitu saja.  Tidak ada kiriman bunga, candle light dinner, liburan berdua saja, kado pakaian dalam, atau hal-hal romantis lainnya.  Bukan tidak ingat,  aku ingat dan istriku juga "kayanya" inget.  Tapi kami semua terlanjur tenggelam dalam derasnya kehidupan dunia. Lebih tepatnya dunia masing-masing.  

Aku tenggelam dalam kesibukan melaksanakan "tugas negara" yang tiba-tiba semakin deras membanjir berkejaran dengan musim hujan di Jakarta, menerabas tanggul jam kerja, bahkan sampai warna merah kalender luntur menjadi hitam semua. Istriku juga sibuk disamping masih menjadi aktifis majlis taklim dan koperasi RW, dalam 3 bulan terakhir menambah kesibukan membuka usaha baru.  Farin sulungku yang sekarang sekolah ditempat aku dan istriku dulu belajar (menjadi adik angkatanku), walaupun sedang libur semester tetapi tetap tidak dirumah karena ikut kegiatan ekstrakulikuler, belajar menjadi aktifis.  Viki anakku yg kedua sekolah boarding maksudnya sekolah berasrama, hanya bisa pulang dua minggu sekali, itupun waktunya dibatasi hanya 9 jam yaitu hari minggu mulai jam 6 pagi dan harus masuk lagi jam 3 sore.  Tidak boleh telat semenitpun, atau kena sangsi dua minggu yang akan datang tidak mendapat jatah keluar asrama. Tinggal Rafi anak yang bontot, karena masih SD relatif tidak memiliki kegiatan yang berarti.

Akhirnya aku berembuk sama istriku bahwa hari minggu besok, kebetulan jadwal Viki boleh pulang, kita semua harus bisa kumpul di rumah.  Minimal kita bisa makan siang bareng hari H +10 yaitu Minggu tanggal 9 Februari sekeluarga komplit.  Tempatnya ditentukan di Raja Sunda, kebetulan ada rumah makan baru buka dan tempatnya cuma sekitar 100 meter dari rumahku.  Praktis dan tidak perlu memakan waktu lama perjalanan.  Farin udah berjanji akan pulang kalau tidak hari Sabtu sore, mungkin minggu pagi.  Viki juga sama mau pulang sendiri tanpa dijemput naik kereta api, jam 6 pagi berangkat dari Serpong.  Istriku yang kebetulan harus jaga toko karena pegawai satu-satunya sedang pulang kampung 4 hari, berjanji juga mau menutup tokonya mulai jam 11 sampai jam 2.  Tinggal aku....yang walaupun seharusnya hari Minggu pasti libur, tetapi akhir-akhir ini selalu ada "tugas negara" yang harus diselesaikan hari Minggu.

Ternyata memang benar......rencana pengaturan jadwal kerja yang sudah kami susun dengan teman-teman, harus berubah.   Tiba-tiba Sabtu pagi jam 8 ketika handphone aku tinggal jogging ke stadion, sudah ada enam buah sms berderet, intinya adalah meminta pekerjaan yang sudah dijadwalkan minggu depan harus sudah selesai sebelum hari Senin.  Alamat kacau semua rencana, keluarga protes demikian juga temen-temen di kantor.  Padahal sebenernya tanpa tambahan tugas itupun sudah ada jadwal yang harus dikerjakan Sabtu dan Minggu...oooooo......aaaaaaa.....waduh.

Bagaimanapun show must go on. Tanpa kehadiran anak pertamaku karena pagi-pagi terhalang hujan deras di Jatinangor, kami berempat bisa makan bersama.  Sedikit terburu-buru karena Viki harus makan sambil nengokin jam terus, maklum waktunya mepet padahal jarak Bekasi ke Serpong cukup jauh.  Aku juga makan gak tenang, maklum pikiran inget terus sama "anak-anaku" dikantor yang sedang melakukan "tugas negara" tanpa aku temenin, bisa selesai atau enggak menyedot banjir yang sudah meluber.  Seperti siaga 1 melubernya banjir Jakarta yang sudah hampir sampai pintu istana.

Maafkan aku....mudah-mudahan suatu saat nanti musim segera berganti.  Kita bisa merayakan kembali sambil menikmati indah dan harumnya bunga di musim semi, dimana aku telah lulus "ujian" dan kembali menjadi manusia seutuhnya.  Sekali lagi.....buat semuanya....maafkan aku.  Aku cinta kalian.
(salam hangat dari kang sepyan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar