Sore itu pulang kantor tanggal 15 Januari 2013, kebetulan tidak ada
kegiatan lain. Jadi setelah mandi, ganti baju, sholat dan makan, aku
iseng-iseng manteng televisi menonton siaran berita. Memang tidak fokus
hanya dengan satu chanel televisi, tetapi berganti-ganti sesuai dengan
selera ibu jari dan selera mata. Setelah menonton aku jadi merenung,
kok banyak sekali berita-berita aneh yang rasanya tidak masuk akal
sehat. Rasanya berita-berita tersebut mustahil, ataupun mungkin berasal
dari negara antah berantah. Tapi menurut pembaca berita, kejadian
tersebut memang benar-benar terjadi.
Berita aneh pertama adalah
tentang 'keseleo lidah' hakim Daming ketika ditanya oleh salah satu
anggota DPR yang melakukan fit and proper test, atas bagaimana sikapnya
terhadap hukuman mati bagi kasus perkosaan. Dengan maksud mencairkan
suasana, pak Daming menjawab bahwa pada dasarnya yang memperkosa maupun
yang diperkosa sama-sama enak. Sejenak banyak orang-orang yang ikut
tertawa mendengar candaan tersebut, entah tertawa kecut atau tertawa
lucu. Untungnyaada seorang aktifis anak yang mendengar dengan hati
nurani sehingga dia melaporkan hal tersebut kepada media, sehingga aku
ikut menonton beritanya.
Pak Daming adalah seorang Hakim senior
sehingga dicalonkan atau mencalonkan diri menjadi Hakim Agung. Namanya
hakim dengan embel-embel 'Agung' tentunya jabatan tersebut merupakan
jabatan tertinggi bagi seorang hakim karir. Tentunya perlu diisi oleh
hakim-hakim yang benar-benar mumpuni. Hakim sendiri adalah orang yang
diberi kepercayaan oleh negara untuk memutuskan seseorang berbuat salah
atau berbuat benar. Seseorang berperilaku sesuai norma dan ketentuan
atau berperilaku menyimpang dari norma dan ketentuan. Aku pernah dengar
bahwa hakim itu memang dituntun dengan perundang-undangan dalam
melakukan putusan, tetapi pada dasarnya perundang-undangan hanya
dijadikan sebagai tuntunan. Ada faktor lain yang ebih mendasar yang
harus dijadikan sebagai acuan seorang hakim ketika melakukan putusan,
adalah bersandar pada hati nurani hakim.
Dengan demikian, hati
nurani hakim tidak boleh memiliki cacat sedikitpun. Aapalagi untuk
hakim agung. Jadi memang sangat aneh apabila ada seorang calon hakim
agung yang keseleo lidah. Kebersihan hati terwujud dari bersihnya
perkataan dan perbuatan.
Berita selanjutnya adalah tentang upaya
pemerintah meningkatkan produksi padi di suatu daerah. Dengan semakin
sempinya lahan pertanian, maka upaya memenuhi pangan rakyat Indonesia
yang semakin banyak adalah melakukan intensifikasi. Salah satu cara
intensifikasi adalah dengan menggunakan bibit unggul sehingga didapatkan
produksi padi yang lebih banyak untuk setiap lahan pertanian yang
sama. Untuk membantu petani pemerintah memberikan subsidi benih padi
kepada petani.
Namun demikian, setelah benih padi tersebut di
tanam, ternyata hasilnya tidak seragam. Ada tempat yang menghasilkan
produksi padi banyak dengan batang padi yang bagus dan tahan hama, namun
kebanyakan padi yang ditanam tersebut tidak berbeda dengan yang biasa
ditanam oleh petani pada umumnya. Jadi dalam berita tersebut dicurigai
benh padi subsidi diganti oleh 'oknum'. Betapa jahatnya oknum tersebut,
hanya dengan mendapatkan keuntungan tidak seberapa, menyebabkan
kerugian yang sangat banyak. Kalau hal tersebut memang benar-benar
terbukti, aku tidak habis pikir terhadap logika 'oknum' tersebut.
Berita yang aneh dan tidak masuk akal.
Berita aneh selanjutnya
adalah berita tentang korban perkosaan di Jakarta. Sebagai pimpinan
yang blusukan, Jokowi mengunjungi keluarga korban dan sebagai tanda
empati beliau memberikan santunan sebesar Rp. 30 juta. Namun rupanya
berita tentang santunan tersebut mengundang 'seseorang' untuk dapat
memilikinya dengan memanfaatkan keluguan korban. Maka menyamarlah dia
menjadi seorang polisi, karena 'seseorang' itu wanita maka kita sebut
saja polisi wanita atau polwan gadungan. Dengan modal seragam, polwan
tersebut mendekati korban dan menyatakan bahwa dia adalah pendamping
korban yang diutus oleh kepolisian. Lalu terjadilah 'penitipan' uang
santunan tersebut dari korban atau penerima santunan kepada polwan
pendamping gadungan. Setelah mendapatkan uang titipan, sang polwan pun
raib, tinggalah korban gigit jari. Kata bang Haji, itu
Teeerrrrllllllaaaaaaalllllluuuuu.
Entah berita tersebut masih
terkait dengan berita perkosaan di atas, atau ada berita perkosaan
lain. Dicurigai bahwa yang menjadi pemerkosa bagi korban seorang anak
yang mengidap penyakit kelamin sehingga meninggal adalah ayah
kandungnya. Waduh.......dengernya saja berita-berita tersebut nambah
stress. Betapa kacaunya akhlak saudara-saudaraku sebangsa dan setanah
air. Tidak masuk akal, aneh, dan jalan yang terbaik adalah memindahkan
chanel ke OVJ nonton Entis Sutisna mencari duit. Hahahaha......sejenak
Sule mampu melupakan keanehan-keanehan tadi.
(salam hangat dari kang sepyan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar