Pohon-pohon besar rindang tumbuh di pelataran mesjid bertingkat dua yang
berada di daerah belakang gedung sate Bandung. Mesjidnya asri dan
modern pada jaman tahun delapan puluhan, selalu menyediakan penceramah
yang bagus-bagus, penceramah Top di Bandung seperti pak Miftah, Pak
Mustafid, kang Jalal, dan lain-lain. Jamaahnya banyak, bebeda dengan
mesjid pada umumnya yang didominasi oleh orang tua bau tanah, di mesjid
ini di dominasi oleh anak-anak muda berkaos belel dan bercelana jins.
Itulah mesjid Istiqomah. Aku tahu kata istiqomah pertama kali adalah
karena nama masjid tersebut.
Istiqomah berasal dari bahasa arab
yang artinya kira-kira konsisten. Arti luasnya adalah suatu perbuatan
kecil, ringan, dan dilakukan sedikit demi sedikit tetapi terus menerus
konsisten dilakukan dalam segala kondisi. Umumnya ditujukan untuk
perbuatan baik. Kalau perbuatan jelek yang rutin rasanya istilah
istiqomah kurang tepat, mugkin saja ada bahasa arab lainnya. Dalam
peribahasa Indonesia padanan istiqomah yaitu sedikit demi sedikit
lama-lama menjadi bukit.
Sholat yang diwajibkan bagi umat muslim
sehari lima waktu, hanya memerlukan waktu sekitar 5 menit sekali
sholat. Artinya dalam sehari semalam hanya butuh waktu kurang dari
setengah jam saja. Bandingkan dengan waktu hidup kita sehari semalam
yang 24 jam, artinya perintah sholat hanya menggunakan waktu dua persen
dari seluruh waktu hidup yang dinikmati oleh kita dari Allah secara
percuma. Kita hanya diminta meluangkan waktu 2 persen untuk menghadap
dan mengingat pemberi hidup. Allah-lah pemilik sifat yang maha pemurah
dan maha penyayang, Arrahman, Arrahim. Lima menit bukanlah waktu yang
lama, sehingga perintah sholat merupakan perintah yang seharusnya ringan
saja dijalankan, tetapi dilakukan secara terus menerus, konsisten.
Perintah tersebut diberlakukan untuk semua umat manusia baik dalam
keadaan lapang maupun sempit. Baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
Kecuali bagi perempuan dilarang sholat ketika sedang datang bulan.
Tetapi di luar itu, perintahnya sama baik untuk laki-laki maupun
perempuan.
Sholat merupakan tuntunan pertama kali yang diajarkan
oleh Allah kepada umatnya untuk selalu berbuat istiqomah. Dengan
melaksanakan perintah sholat, seharusnya kita mampu mengambil hikmah dan
mengimplementasikannya dalam perbuatan-perbuatan lain baik untuk urusan
dunia maupun untu urusan akhirat. Misalnya dalam berkarir, bekerja,
berdagang, sekolah, sedekah, mengaji. Sikap istiqomah perlu dijadikan
budaya.
Sekolah formal yang dilakukan rutin setiap hari ataupun
sekolah informal belajar mengaji setiap malam, merupakan suatu bukti
perwujudan sikap istiqomah. Rasanya tiba-tiba kita jadi bisa berhitung,
membaca, memiliki wawasan, bahkan bisa menilai tulisan ini dengan ilmu
yang telah menyatu dalam diri kita. Kapankah ilmu itu melekat hadir ?
tanpa terasa itu terjadi dari pembelajaran setiap hari yang secara
istiqomah terus menerus kita lakukan. Konsisten dilakukan baik karena
terpaksa, takut absen dimarahi guru dan orang tua, ikut-ikutan seperti
orang lain, ataupun karena kesadaran kita.
Istiqomah dengan
bersandarkan kepada kesadaran diri sendirilah yang merupakan tingkat
pencapaian istiqomah level tertinggi. Oleh karena itu banyak pegawai
yang berhasil dalam karirnya tetapi tidak berhasil ketika dia melakukan
usaha sendiri. Antara lain karena waktu menjadi karyawan dia bisa
istiqomah bekerja karena ada yang mengawasi dan mengontrol. Ada atasan
atau pemilik perusahaan yang akan memberi sangsi apabila kita tidak
mengerjakan tugas sesuai ketentuan. Sedangkan kalau melakukan
wirausaha, kontrol maupun sangsi pada dasarnya tetap ada, namun harus
dilakukan oleh diri kita sendiri.
Untuk bisa mengendalikan diri
beristiqomah, cobalah dengan melakukan dua hal kecil ini antara lain
yang pertama istiqomah memberikan sedekah dan yang kedua istiqomah
mengaji setiap hari satu a'in sehabis sembahyang fardu. Sedekah tidak
perlu banyak-banyak, tetapi rutin dilakukan. Misalnya setiap shalat
Jum'at, tidak peduli di mesjid manapun buatlah standar berapa rupiah
yang akan dimasukkan ke kotak amal masjid. Istiqomah lanjutan kita
lakukan dengan sholat malam dimulai dengan dua rokaat setiap malam, dan
puasa sunah baik senin kamis ataupun mencoba puasa Daud.
Kebiasaan-kebiasaan
kecil istiqomah tersebut, pada akhirnya akan membentuk karakter selalu
istiqomah dalam menjalani hidup. Dalam mencapai jenjang karir, dalam
berusaha, dalam mencari ilmu. Tidak grasa-grusu, pingin cepat sampai
mengambil jalan pintas. Tetapi akan terbiasa menetapkan tujuan akhir,
dan menentukan jalur untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan cara
melangkah pasti, setahap demi setahap, istiqomah, tidak mudah goyah
tergoda halusinasi semu yang mengganggu sepanjang perjalanan.
Mari kita mulai hari ini......menciptakan karakter diri yang istiqomah......semoga.
(salam hangat dari kang sepyan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar