Jumat, 06 Juli 2012

JOGGING

"Mohon masukan, besok maen di Kujang mau tee off jam sabaraha ?" aku kirimkan SMS tersebut ke kedua temenku, Arfan dan Andilta. Sengaja bahasa SMS-ku aku buat sedikit seperti resmi, tapi ujungnya di sundakan.  Mereka berdua adalah temen sekolah waktu ngambil S1 di Unpad 28 tahun lalu. Alhamdulillah sampai sekarang pertemanan tersebut masih terjalin, terutama karena kita masing-masing punya hobby olah raga yang sama. Serta biasa sama-sama mencari lapangan yang harganya miring untuk maen week end. Maklum green fee golf untuk lapangan-lapangan yang deket Jakarta atau daerah puncak kalau week end mahalnya minta ampun. Makanya dicarilah lapangan pinggiran seperti di Cikampek milik Pupuk Kujang. Walaupun lapangan kurang bagus, gak pakai car, dan kedi-kedinya gak pake BH, maksudnya kedi laki-laki, jadilah. Yang penting tujuan olah raga tercapai.

Biasa kalau hari Sabtu atau hari Minggu aku gak ada acara, iseng nyari temen untuk berolah-raga, sekalian ngobrol ngalor-ngidul. Kebetulan juga sudah lama gak maen sama Andilta dan Arfan, karena minggu lalu rencana  kami bertiga akan maen, tidak kesampaian karena Andilta harus jadi panitia perkawinan di salah satu pejabat tempat dia banyak dapat proyek, jadi rencananya di undur Minggu depan. Artinya ya minggu ini dong.

Beberapa saat kemudian Andilta membalas " ok kita jalan jam 6-an aja ya" aku balas "Lu dari rumah jam berapa ?" "Aku  jam 5.30 dari rumah, ketemu di rumah Arfan kah ?" Andilta segera merespon, maksudnya untuk membantu pemerintah menghemat BBM biasanya kita berangkat hanya pakai satu mobil saja, mobil lainnya disimpan di tempat Arfan yang jalanannya depan rumahnya lumayan lebar.

Namun sampai menjelang tidur, Arfan gak memberikan respon apa-apa. Aku juga sengaja tidak menghubungi langsung, cuma kirim bbm dengan pesan memberitahukan bahwa aku dan Andilta udah setuju besok maen bareng dan akan nyamperin dia jam 6. Arfan cuma respon "ok ok". Kalau sudah begini, biasanya ada kemungkinan tidak jadi. Jadi akupun sudah buat alternatif olah raga lain, seandainya memang benar-benar rencana tersebut gagal.

Dan akhirnya pagi-pagi habis sholat subuh aku terima BBM Arfan dengan kalimat yang polite banget "Ass. Sepyan maaf bener saya lupa ngabarin, saya mau ke Bandung pagi ini ada nganterin nyonya, Andilta belum berangkat khan ?" Karena aku sudah menduga hal ini terjadi, aku respon "Wah harus bilangin dia. Mudah-mudahan belum berangkat".  Beberapa saat Arfan kembali kirim kabar "Sudah saya SMS Andilta, dan dia bilang ok nggak apa-apa. Kebetulan dia pun lagi kurang tidur. Kalau  besok pagi Insya Allah saya bisa. Maaf sekali lagi ya Kang"  Dengan percakapan tersebut, maka jelaslah sudah hari Sabtu ini tidak jadi main, diundur hari Minggu. Maka akupun langsung mempersiapkan pelaksanaan plan "B"

Aku ganti baju dengan celana pendek, kaos, dan menggunakan sepatu kets. Lalu kuambil beberapa lembar uang sepuluh ribuan dan dua ribuan untuk sekedar jaga-jaga kalau mau nyari jajanan dan untuk uang parkir. Lalu aku panasin motor. Sejenak suaranya ngeberebet, maklum motor ini sangat jarang digunakan dan jarang dipanasi juga. Jadi kalau mau dipakai suka ngeberebet begitu. Setelah di gas kenceng-kenceng dan suara ngeberebetnya hilang,  aku jalan ke stadion, lewat gang-gang nembus ke belakang stadion.  Kebetulan rumahku lokasinya ada di belakang stadion, jaraknya paling sekitar 500-600 meter saja. Sesuai dengan plan"B" aku mau lari dengan jarak 18 hole, jadi targetku bisa lari minimal 6 kilometer.

Stadion Bekasi saat ini sedang di pugar, sehingga tempat lari putaran besar mengelilingi stadion maupun lapangan jogging dalam stadion yang mengelilingi lapangan sepak bola tidak bisa dipergunakan. Karena entah mau dibikin apa, hampir tujuh puluh persen komplek stadion di tutup dengan pagar seng, dan tampak dari luar banyak tiang-tiang pancang. Namun dalam beberapa bulan terakhir ini, tidak kelihatan ada orang bekerja.  Kang Pepen, Walikota Bekasi tampaknya kurang peduli sama aku, warganya yang membutuhkan stadion yang lapang, sekedar untuk mencari udara segar dihari libur berolah raga, yang memerlukan juga informasi mau diapakan, atau mau dijadikan apa stadion Bekasi. Aku sudah sering nyari informasi di stadion melihat-lihat barangkali dipasang pengumuman ke warga, atau ada gambar rencana bangunan, yang umumnya suka diperlihatkan kepada warga yang juga sama-sama steak holder kota ini. Tapi sampai saat ini, aku belum menemukan informasi itu.

Sisa tiga puluh persen lapangan yang dapat digunakan adalah aula, lapangan untuk sepatu roda, serta lapangan yang ada di sekitar bumi perkemahan. Yang bisa digunakan tempat warga jogging sekarang adalah di dua tempat terakhir itu, yaitu di lapangan bumi perkemahan terdapat jalan didalamnya dengan keliling sekitar 400 meter, dan lapangan untuk maen sepatu roda kalau pagi hari digunakan untuk jogging dengan keliling sekitar 200 meter. Karena hari masih pagi, aku berlari di lapangan yang ada di komplek perkemahan. Tempatnya rimbun karena disekelilingnya masih banyak terdapat pohon-pohon tinggi, demikian juga ditengah-tengah jogging trek yg tidak dijadikan lapangan ditumbuhi bunga-bunga yang karena kurang terawat tumbuh menjadi pohon yang cukup tinggi pula.

Tiga putaran awal aku mulai dengan berjalanan santai kemudian semakin lama semakin cepat. Kira-kira memerlukan waktu 10-12 menit untuk menyelesaikan 3 putaran awal tersebut. Lalu kemudian disusul dengan berlari jogging dengan kecepatan 6-8 kilometer per jam. Dengan perhitungan tersebut, aku perkirakan waktu jogging mulai pemanasan sampai dengan pendinginan kembali akan memerlukan waktu 1 jam. Waktu yang ideal untuk berolah raga, berangkat tadi sekitar jam setengah tujuh sudah bisa sampai rumah kembali paling lambat jam delapan. Sehingga masih sempet nganter istriku ke pasar.

Target awalku setelah pemanasan adalah lari tanpa berhenti 10 putaran, baru disusul pendinginan 2 putaran, sehingga total seluruhnya menjadi 15 putaran, setiap putaran 400 meter jadilah 6 kilometer. Tetapi baru berlari dua putaran atau total lima putaran, rasanya kok sudah mulai capek ya ? Maklum sudah jarang jogging, biasanya cukup diganti dengan treadmill 20-30 menit saja. Dipake lari beneran di lapangan kok jadi terasa. Hati kecilku mulai membisik "Sepyan, yang penting khan targetmu 10 putaran lari, biar lebih cepet kamu ambil jalur dalam saja. Toh hitungannya sama juga satu putaran, tapi kamu tidak akan terlalu cape karena jaraknya lebih pendek" Aku pikir bener juga ya bisikan hatiku ! Ya sudah aku mepet sebelah lingkar dalam, toh tidak ada yang tahu......hehehehe.....atau toh tidak ada yang tahu pasti jarak 400 meter satu putaran itu apakah diambil di lingkaran dalam, di tengah-tengah jalan, atau dilingkaran luar. Jadi anggap saja ini untuk balancing, khan tadi 5 putaran awal sudah berjalan dan berlari di lingkaran luar.

Namun walaupun sudah berlari dilingkaran dalam, putaran keenam tetep rasanya cape, tapi aku paksakan terus berlari dengan agak melambat. Di pertengahan putaran ketujuh, aku teringat cerita temen SMA ku, Letkol Yogi. Dia cerita bahwa dalam hidup itu jangan terlalu memaksakan diri, apalagi untuk kita-kita yang sudah berusia 45 ke atas. Ada katanya senior dia yang walaupun tekanan darahnya agak tinggi namun karena merasa sehat dia tetap ikutan test fisik dengan berlari, menurut Yogi, kalau di TNI suka ada test fisik untuk para perwiranya. Tidak tahunya, akhirnya beliau "lewat" saat berlari dalam rangkaian test kebugaran tersebut. Mengingat cerita tersebut rasanya kok dadaku juga jadi sakit. Aku coba paksakan berlari sampai putaran ketujuh terrsebut selesai dengan sedikit-sedikit memegang dada. Putaran kedelapan dan kesembilan aku lakukan dengan jalan cepat, dan rasanya tidak ada masalah dengan dadaku, toh bukan berlari khan cuma berjalan. Kalau seniornya Yogi khan berlari. Toh aku juga tidak menderita tekanan darah tinggi.

Putaran kesepuluh aku melihat ada dua orang anak muda yang berlari, agak lambat paling kecepatan 6 km per jam. Aku coba mengikuti ritme mereka dengan ikut berlari dibelakangnya. Terus mengikuti dan tiba-tiba satu putaran atau putaran kesepuluh tanpa terasa dapat diselesaikan, putaran sebelas, duabelas, tigabelas, dan empat belas dapat diselesaiakan tanpa terasa. Ketakutan tiba-tiba jatuh aku lawan dengan membisiki hati bahwa aku tidak punya indikasi tekanan darah tinggi, lariku juga tidak terlalu cepat. Jalur lariku karena mengikuti ritme orang lain, jadi berada di tengah-tengah badan jalan bahkan cenderung ke arah luar, tidak nyuri-nyuri lagi berlari di lingkaran dalam.

Putaran kelima belas aku selesaikan dengan berjalan melambat untuk mendinginkan, dan dilanjutkan dengan berjalan dilapangan sepatu roda dua putaran dimaksudkan selain untuk mencari sinar matahari pagi yang sungguh jarang sekali aku dapatkan karena hampir setiap hari berada di ruang tertutup, juga untuk menebus kekurangan jarak karena telah mengambil lingkaran terdalam. Lokasi lapangan sepatu roda tidak terlindungi pohon-pohon sehingga sinar matahari pagi dapat langsung dinikmati oleh seluruh inchi bagian tubuh orang-orang yang berolah raga disana. Rasanya setelah melakukan ritual 15 putaran tersebut, seluruh sel yang ada di tulang sum-sumku bergerak-gerak gembira karena mendapatkan pupuk oranik yang dia perlukan.

Ternyata selain kebugaran fisik yang didapatkan, pikirankupun berputar ikut jogging sehingga mudah-mudahan bertambah sehat........pikiranku berputar yaitu menganalisa bahwa mungkin seperti itulah bibit-bibit korupsi itu muncul dihati. Dimulai dengan adanya bisikan hati yang memberikan janji mendapatkan sesuatu dengan cara lebih mudah, dengan berlari dilingkaran dalam. Dibumbui dengan alasan bahwa tidak ada yang tahu, dan secara ilmiah pun sulit membuktikan lintasan lari tersebut berukuran 400 meter pada posisi berlari dimana. Dijalur pinggir luar, jalur tengah, atau jalur dalam. Akhirnya diputuskan untu berlari dilingkaran dalam, karena jaraknya lebih pendek sehingga lebih cepat menyelesaikan putaran. Artinya
lebih cepat mencapai target lima belas putaran yang telah ditentukan.

Padahal sebenarnya siapa sih yang membuat target 15 putaran ? Kenapa sih harus membuat target tersebut. Target dibuat sendiri dan tidak ada orang yang tahu, demikian pula manfaat dari pencapaian target itu hanya untuk diri sendiri. Kok harus curang dengan mencari jarak yang pendek ? Toh kalau misalnya target joggingnya dikurangipun hanya 14 atau bahkan hanya 10 putaran, tidak bakalan ada orang lain yang tahu.

Demikian pula dengan perasaan sakit dada dan perasaan tidak kuat terus berlari, ditambah dengan mengingat cerita teman ada yang meninggal ketika sedang jogging. Pada akhirnya mendorong tubuhku untuk mempercayai pikiran tersebut, sehingga yang semula berlari dirubah menjadi cukup berjalan. Padahal ketika berlari kembali dan tidak mengingat-ngingat hal tersebut, ternyata tubuh ini mampu untuk mencapai target yang ditentukan.

Seperti itulah kekuatan pikiran, sehingga banyak orang bijak yang mengatakan bahwa apapun yang Anda pikirkan maka dapat diwujudkan. Oleh karena itu hati-hatilah dengan pengendalian pikiran. Buat pikiran tetap optimis, positif, dan sehat sehingga wujud gerak kita dan arah jalan kita menuju arah yang lebih baik. Apabila timbul niat yang tidak baik sekecil apapun, harus segera di lawan, karena kalau dibiarkan otak kita akan lebih aktif untuk dapat mewujudkannya dengan menambahkan argumen-argumen yang menguatkan. Bahkan dengan sadisnya diri sendiri saja mau dicurangi.

Jadi selamat berfikir positif dan selalu bersihkan hati dari niat yang tidak baik.......mensana in confore sano.

Pontianak, 05 Juli 2012

(salam hangat dari kang sepyan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar