Minggu, 12 Agustus 2012

SUBUH RAMADHAN

Jaman dahulu kala, waktu mendengar ustadz ceramah yang mengajak mari kita sama-sama bergembira menyambut ramadhan, aku suka bingung.  Apa sih yang harus kita gembirai ? bukannya malahan jadi susah ? Tiap malam harus bangun untuk sahur, terus siangnya gak bisa makan minum seharian menahan lapar, malemnya harus shalat taraweh, terus kapan nonton sinetronnya ? kapan nongkrongnya ? kapan ke cafe ? kapan ke bioskop ?Paling yang aku pikir ada gembira-gembiranya adalah pas bedug magrib tiba, bisa makan minum sepuasnya, sampai susah jalan dan akhirnya telentang di kamar menunggu Isya.  Gembira karena banyak makanan, dan gembira karena bisa makan kembali.  Dan gembira yang lainnya adalah gembira waktu menyambut lebaran, ada baju baru dan kembali lagi.....banyak makanan.

Kegembiraan yang kugambarkan waktu itu hanya sebatas kegembiraan yang berhubungan kebutuhan dasar berupa sandang dan pangan.  Gembira karena banyak makanan dan bisa beli baju baru. Tapi khan tanpa bulan ramadhan pun, kadang-kadang di rumah kalau lagi rajin masak, banyak makanan juga.  Kalau sekali-kali jalan-jalan ke mal, bisa milih-milih makanan sesuka hati. Seiring dengan meningkatnya kesejahteraan, dominasi beli baju baru bukan hanya dilakukan saat ramadhan saja ?Jadi apa istimewanya ?

Ustad bilang istimewanya adalah karena pada bulan ini merupakan bulan diturunkannya alquran, bulan yang 10 hari pertamanya penuh rahmat, 10 hari kedua penuh ampunan, dan sepuluh hari ketiganya akan menjauhkan diri dari api neraka.  Serta merupakan bulan istimewa karena diantara malam-malamnya terdapat malam yang super istimewa, malam gala premium, karena disetarakan dengan seribu bulan.  Masalahnya kalau saja malam itu kita berbuat baik, maka akan mendapat pahala seperti berbuat baik seribu bulan atau hampir sama dengan 83 tahun berbuat baik terus menerus, padahal usia rata-rata manusia sekarang kurang dari rentang waktu tersebut.

Tapi sungguh celaka apabila pas malam itu kita lagi kedatangan mood jelek, misal lagi kesel sama relasi bisnis, ribut sama pasangan karena hal sepele, sedikit kebablasan sama pacar, gibah membahas infotainment, dll.  Bukannya keuntungan yang didapat, justru malahan rugi besar, 83 tahun dicatat sebagai pendengki atau penggibah. Mudah-mudahan gambaran tersebut salah, mudah-mudahan ketentuan lailatul qadar tersebut hanya dihitung dapat pahala 1.000 bulan tidak sebaliknya, artinya kalau berbuat dosa hitungannya tidak dilipat gandakan 1.000 bulan, bagaimana hars menebus dengan kebaikan untuk menyeimbangkan saat hari hisab nanti padahal usia kita 'mungkin' kurang dari 1.000 bulan. Berbeda dengan ilmu manusia high return ya high risk, low risk low return. Karena sampai sekarang ustad gak pernah cerita tentang risiko lailatul qadar, yang diceritakan hanya returnnya saja......tapi hati-hati, siapa tahu uraian di atas ternyata benar.

Setelah usia bertambah, aku baru menyadari apa artinya kegembiraan menyambut bulan Ramadhan, yaitu kegembiraan saat semua umat islam bersama-sama memasuki fase penebalan keimanan, saat kita difasilitasi ruang dan waktu untuk membersihkan rohani.  Seakan-akan semua umat islam memasuki sebuah lorong waktu, dimana disana tersedia shower dengan air jernih dan deras, tersedia sabun wangi, shampo, whirpoool, temat fitness, sauna, steam, bahkan ruangan-ruangan pijat dan refleksi.  Dalam Ramadhan disediakan secara gratis SPA rohani, sehingga sepanjang bulan Ramadhan kesegaran jiwa terus terjaga dan akan terus terasa sampai keluar dari bulan tersebut. Sungguh indah ajaran Islam, membuktikan bahwa ajaran tersebut memang bukan ciptaan manusia.

Ternyata orang yang memanfaatkan SPA tersebut cukup banyak, walaupun sebagian ada yang mulai bosen sehingga cuma duduk-duduk diluar area SPA, atau kalaupun didalam area SPA hanya duduk-duduk melihat orang-orang yang sedang menggunakan fasilitas. Bahkan dengan dijanjikan akan dihitung pahalanya sama dengan berbuat baik seumur hidup-pun tidak bergeming. Ada yang bertahan hanya sehari dua hari, ada juga yang bertahan sampai belasan hari, dan hanya sebagian kecil memanfaatkan seluruh fasilitas SPA.  Hal tersebut tergambar jelas dari posisi shaf shalat Tarawih, dan lebih jelas lagi dalam posisi shaf shalat subuh.

Sebagai gambaran aku mengamati shaf sholat subuh di mesjid deket rumah, khusus untuk shaf laki-laki disediakan 9 shaf dengan masing-masing shaf bisa memuat 22-25 orang jamaah, atau daya tampung 210 - 225 orang.  Subuh ramadhan hari pertama disesaki oleh 8,5 shaf, hari kedua 8 shaf, hari ketiga 7,5 shaf dan terus bertahan dalam kisaran enam sampai tujuh shaf sampai hari kesepuluh.  Hari kesepuluh sampai kelima belas menurun lagi hingga tinggal 4 sampai 4,5 shaf......dan posisi ini terus bertahan, bahkan kadang-kadang 4 shaf pun kurang dihari ke 20-an. Malam ganjil maupun malam genap tidak ada perbedaan.

Jadi sebagaimana orang membersihkan diri, ada yang cuma cuci muka saja, cuci kaki dan tangan saja, ada yang mandi alakadarnya, ada yang mandi dan keramas, dan hanya sedikit orang yang memanfaatkan semua fasilitas SPA........jadi....... Anda termasuk golongan yang mana ?

(salam hangat dari kang sepyan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar