Rabu, 06 Juni 2012

SEMRAWUT !!!


Atas petunjuk bos baru yang memang memiliki spesialisasi dibidang bisnis transaksi keuangan luar negeri maka hari selasa kemaren telah dilakukan ghatering dengan sponsor TKI atau kerennya Petugas Lapangan PPTKIS (padahal lebih tepat adalah calo TKI) yang dilaksanakan disebuah Rumah Makan cukup bonafide di Cirebon. Biasanya kita melakukan gathering untuk "sosialisasi/edukasi/jualan" remitansi dan KUR TKI adalah langsung dengan TKI yang mau diberangkatkan, karena pada dasarnya yang perlu tahu tentang hal tersebut adalah TKI sehingga mereka bisa terlindungi untuk merencanakan financial mereka selama bekerja di luar negeri (biar gak habis dengan pengeluaran yang gak jelas) dan disisi lain tentunya kami mendapatkan penghasilan atau fee....hehehe..,namanya juga usaha.

Memang menjadi serba salah, karena disisi lain "sponsor TKI" adalah pihak yang tidak dikehendaki karena hanya akan menambah mata rantai tataniaga pengiriman TKI, tetapi kenyataannya peran mereka tidak bisa dihilangkan. Harusnya sih Pemerintah yang melindungi rakyatnya dari hal tersebut...tapi konon menurut informasi dari beberapa sumber, bahkan kalau PPTKIS minta bantuan kepala sekolah SMK atau minta bantuan lurah untuk mengumumkan adanya lowongan pekerjaan di luar negeri, maka sang kepala-kepala tersebut, yang telah dibayar untuk pekerjaannya tersebut, yang telah ditambah sertifikasi, akhirnya mereka berperan menjadi sponsor juga.

Dan akhirnya kamipun melakukan gathering dengan sponsor tersebut karena pihak yang paling dipercaya oleh TKI sebelum berangkat ke LN adalah sponsor, sehingga apabila kita dapat meyakinkan sponsor, maka aliran informasi tersebut akan mampu juga meyakinkan TKI. Nah disinilah mulai timbul satu kesemrawutan. Bayangkan saja acara tersebut juga dihadiri dan diresmikan oleh pejabat tertinggi dari Dinas Tenaga Kerja di Wilayah Cirebon. Dunia rupanya udah kebalik-balik....melakukan suatu yang salah dengan cara yang benar.

Balik dari Cirebon (naek Argojati) aku naik taksi dari Jatinegara ke Bekasi lewat jalan baru di pinggir rel. Mulanya jalan terbagi dua (dua arah), namun tiba-tiba jalan menjadi satu arah serta ada tulisan kecil dalam karton berbunyi "jalan ini belum dibayar" hehehe, ada-ada aja...jalan menjadi satu jalur tersebut kira-kira 100 meter saja, selanjutnya kembali menjadi dua jalur. Tapi perjalanan cukup lancar walaunpun waktu itu jam 5 sore yang merupakan jam pulang kantor. Namun demikian kira-kira 600 - 700 meter kemudian, walaupun jalan tersebut telah dibayar (sudah dua jalur) jalan mulai tersendat bahkan selanjutnya padat merayap. Tampak disebelah kiri jalan, setengah badan jalan dijadikan tempat berjualan. Mulai jualan makanan, pakaian, peralatan rumah tangga, bahkan peralatan elektronikpun dipajang di badan jalan seperti lemari es, TV flat di atas 30 inchi...lengkap dengan membawa mobil besar utk etalase dan dilengkapi pula dengan SPG yang membawa brosur serta ada juga perusahaan Leasing....ini namanya Mal jalanan.

Aku tidak habis pikir....mestinya perjuangan pemerintah untuk membangun jalan tersebut tidak mudah dan tidak murah. Terbukti dengan masih adanya tanah masyarakat yang belum terbayar. Namun mengapa setelah jalan itu jadi kok tidak ada seorangpun yang mau memeliharanya. Pembatas jalan dua arah (sekitar 10 meter dibiarkan tidak terurus dan jalan digunakan untuk jualan secara berjamaah juga dibiarkan. Padahal sebagian yang berjualan tampak sudah mendirikan tenda-tenda bahkan ada yang sudah semi permanen.Semrawut....bener-bener semrawut.

(salam hangat dari kang sepyan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar