Kamis, 25 April 2013

PILIH-PILIH TRAVEL UMRAH (episode 4)

Biar cepet nih cerita pilih-pilih travel umrah, mari kita lanjutkan dengan pertimbangan ke delapan dan kesembilan.

PERTIMBANGAN KEDELAPAN


Adalah siapa yang menjadi pemimpinnya, baik itu pemimpin rombongan perjalanan (wisata) atau pemimpin rombongan spiritual yaitu pembimbing ketika kita melakukan ibadah di Mekah dan di Madinah.  Yang ideal adalah pemimpin rombongan bisa merangkap menjadi pembimbing ibadah, dengan skor kompetensi di kedua bidang tersebut sama-sama excelent.  Namun untuk dapat menemukan pimpinan travel yang seperti itu tidaklah mudah.  Kalaupun ada, tidak mesti sang pemimpin tersebut berangkat setiap travelnya memberangkatkan umrah.

Umumnya pemimpin rombongan adalah pemilik travel atau pegawainya.  Secara garis besar latar belakang pengalaman pemilik travel berasal dari (1) pemilik biro perjalanan umum, mereka memiliki kompetensi yang sangat baik dalam mengorganisasi tahapan perjalanan, tetapi kurang pede dalam hal membimbing kegiatan ibadah, dan (2) orang yang memiliki santri/fans yang bergerak di bidang religi.  Untuk jenis yang kedua ini contohnya adalah ulama atau kiai atau ajengan, selebrity religi, serta guru-guru ngaji lulusan arab.  Kompetensi membimbing ibadah cukup tinggi dan dipercaya oleh jamaah, namun kadang-kadang agak kacau dalam hal mengurus kenyamanan perjalanan.

Kalau menurut pandanganku, apabila kita dihadapkan pada pilihan kedua kutub seperti di atas, maka lebih baik memilih travel yang pimpinannya sangat kompeten dibidang pengaturan perjalanan.  Ini berlaku baik bagi jamaah yang sudah beberapa kali pergi umrah ataupun bagi jamaah yang baru pertama kali umrah.  Namun demikian, khusus untuk jamaah yang baru pertama kali umrah agar diselidiki lebih lanjut tentang siapa ditunjuk menjadi mutawif di Mekah.  Tentang mutawif nanti kita bahas di pertimbangan berikutnya.

Kenyamanan perjalanan baik itu jadwal, seperti jadwal berangkat, jadwal tiba, jadwal ibadah, jadwal istirahat, telah diperhitungkan secara cermat oleh pimpinan travel dengan latar belakang pemilik biro perjalanan umum.  Demikian juga dalam hal kenyamanan fasilitas hotel, bis, tempat duduk di kendaraan, antrian makan, antrian imigrasi, pembagian zam-zam, lebih rapih pengaturannya.  Kenyamanan perjalanan ini sangat penting, mengingat jadwal selama di Mekah dan di Madinah membutuhkan waktu istirahat yang pas dan berkualitas, sehingga kita dapat mengisi waktu lainnya dengan ibadah.  Istirahat dapat dilakukan di kendaraan, makan juga dapat dilakukan di kendaraan, jadi waktu ibadah tidak berkurang dengan hal-hal yang tidak perlu.  Sehingga tidak seperti pengalamanku kemaren dimana makan dijadwal kalau telah tiba di hotel Mekah, akibatnya waktu ibadah menjadi terlalu larut malam sehingga tidak cukup jeda istrahat untuk menyongsong rangkaian ibadah berikutnya.  Kalau kendaraannya jelek, tidak dingin, makan terlambat, ini sangat merusak konsentrasi baik fisik maupun psikis.

Apakah pembimbing ibadah atau pembimbing spiritual tidak perlu ? Apalagi untuk yang baru pertama kali berumrah.  Aku katakan bahwa itu sangat perlu bagi yang baru pertama kali berumrah, tetapi bagi orang yang pernah berumrah, menurutku tidak perlu lagi pembimbing.  Ibadah umrah khan tidak begitu rumit. Untuk yang pertama kali berumrah-pun tidak perlu kaliber pembimbing ibadah setingkat kiai.  Cukup dengan modal baca buku manasik, lalu ikut bergabung dengan teman perjalanan yang pernah berumrah, maka Insya Allah Anda lancar melaksanakan ibadah tersebut.  Umrah selanjutnya, dijamin Anda bisa melalukan ibadah sendiri.  Menurut pendapatku ibadah umrah merupakan ibadah individual, bukan ibadah berjamaah.  Jadi, lebih individu, rasanya lebih khusyu kita berkomunikasi dengan Yang Maha Agung.

Maaf apabila beda pendapat, tapi menurutku kalau ada yang beranggapan bahwa kita perlu memiliki pembimbing yang kemampuan spiritualnya sangat tinggi, seperti kiai, ajengan, atau guru ngaji, itu mungkin hanya untuk kepentingan emosional.  Atau mungkin hanya diperlukan apabila disela-sela waktu di hotel dilakukan pengajian.  Tapi......bukan kah sama saja mendengarkan pengajian beliau di Indonesia ataupun di lorong hotel di Mekah ?  hehehe......peace...ah....!!!

PERTIMBANGAN KESEMBILAN 


Adalah siapa yang menjadi mutawif di Mekah dan di Madinah.  Apaan sih Mutawif ?  Mutawif adalah sejenis guide dalam perjalanan melaksanakan ibadah umrah di Mekah dan di Madinah.  Hampir seluruh travel umrah menggunakan jasa mutawif untuk membantu memberikan bimbingan pada jamaah, tapi ada juga travel ngirit yang sudah menganggap kiai yang di"bawa"nya sudah cukup merangkap mutawif.  Bimbingan dari Mutawif tersebut tidak hanya terbatas pada bimbingan pelaksanaan ibadah, tetapi juga termasuk bimbingan dalam melakukan perjalanan.

Ketika sampai di Jedah bagi travel yang menggunakan jasa mutawif maka akan ada anak-anak muda berpakaian ala arab yaitu baju putih terusan panjang lengan panjang (seperti jubah) berpeci putih, dan berjanggut.  Seperti arab tapi perawakan dan mukanya Indonesia.  Mereka akan membantu mengarahkan bahkan membantu mengangkatkan koper-koper jamaah yang sudah berumur.   Selama perjalanan dalam bis dia akan di berdiri di depan memegang alat pengeras suara, memberikan bimbingan doa sapar, mengucapkan selamat datang, memberi tahu jadwal perjalanan, memberi cerita tentang mekah, cerita tentang gedung-gedung yang dilalui, membagi makanan, mengantar ke toilet, mengantar kalau mau belanja, men"jual" dan mengajari menggunakan momor hand phone arab, dan lain-lain tetek maupun bengek.  Menurutku peran mutawif dalam perjalanan umrah, memberikan nilai tambah yang sangat besar pada kualitas penyelenggara umrah.

Umumnya mutawif yang melakukan tugas seperti di atas adalah mutawif anak muda yang bekerja menjadi mutawif di sela-sela kegiatannya belajar sebagai mahasiswa di universitas Mekah atau Madinah.  Pengetahuannya luas dan daya tolongnya besar.  Namun aku pernah ketemu dengan mutawif yang sudah cukup berumur, mereka bermukim di Madinah atau Mekah dengan pekerjaan mutawif.  Biasanya mutawif yang seperti ini pengetahuannya kurang luas, kalau kita tanya tentang fiqih kurang mantap, demikian pula cerita di perjalanan akan sepi.  Mungkin pengaruh latar belakang ilmu yang dimiliki.  Kedua jenis mutawif di atas, baik yang mahasiswa ataupun yang berprofesi khusus, biasanya ilegal.  Jadi pergerakan mereka tidak bisa terlalu luas, terbatas pada hotel, sekitaran hotel, dan tempat ibadah.

Melihat gambaran betapa pentingnya peran mutawif, jadi aku pikir pantaslah kalau kita bertanya kepada travel tentang siapa mutawif yang direcruit untuk mendampingi kita di Madinah dan Mekah.  Tips-nya adalah, jangan segan-segan bertanya tentang latar belakang pendidikan sang mutawif.  Setidaknya kalau dijanjikan mutawif mahasiswa ternyata disana diberi mutawif bukan mahasiswa, paling tidak kita bisa protes ke travel........Aku pernah mengalami seperti itu, dan dijawab bahwa sekarang banyak razia, jadi Mahasiswanya pada takut jadi mutawif.  Mudah-mudahan alasan yang bukan dibuat-buat.

Sementara......kita berhenti dulu, dan akan dilanjutkan dalam episode kelima, sebagai episode terakhir serial ini.


(salam hangat dari kang sepyan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar