Kita teruskan lagi ya ........
PERTIMBANGAN KETIGA
Adalah
waktu umrah. Lebih lama pasti lebih mahal, karena nginap lebih banyak
dan tentunya makan juga lebih banyak. Tapi awas jangan sampai
ketipu waktunya lebih panjang, tetapi lama dijalan seperti temen
kakakku yang diceritakan di atas. Kalau kita menggunakan waktu standar
yaitu 9 hari dengan alokasi 2 hari perjalanan bulak-balik, 3 hari di
Madinah dan 4 hari di Mekah, maka perhatikan pada hari apa kita berada
di Mekah. Carilah waktu yang berada di Mekahnya melewati hari Jumat,
sehngga kita bisa beribadah sholat jum'at di Mesjidil Haram. Supaya
kita memiliki pengalaman spiritual bagaimana muslim disana mengagungkan
ibadah sholat Jum'at. Kalau kita datang ke mesjid mau sholat Jumat seperti disini yaitu datang lima menit menjelang adzan,
dijamin kita tidak kebagian tempat. Paling tidak kita harus datang 1
jam sebelum waktu dzuhur, bahkan untuk mendapat tempat yang nyaman
yaitu sholat sambil menatap ka'bah, maka kita harus datang 2 sampai 3
jam sebelum waktu dzuhur.
Umumnya travel umrah
menghindari berada di Mekah hari Jumat. Loh ? bukannya seharusnya
mereka berlomba memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen atau
jamaahnya agar mendapatkan pengalaman luar biasa itu ??? Lagi-lagi
pertimbangan bisnislah yang mengemuka. Konon pada hari Jum'at itu
orang-orang di sekitar kota Mekah banyak yang berlibur ke Mekah untuk
dapat menunaikan sholat Jumat di Haram. Jadinya hotelpun meningkatkan
tarifnya berlipat-lipat. Sebagai contoh, aku dapat cerita dari kang
Bunbun temen adikku yang kerja di hotel Movenpick, waktu dia berkunjung ke hotel kami di
Mekah dia cerita bahwa tarif kamar di Movenpick yang pada hari biasa
dengan kamar isi 5 orang tarifnya 1.000 riyal, maka pada hari Kamis
malam Jumat, tarifnya akan naik sampai 2.000 - 3.000 riyal.
Hindari
waktu keberangkatan dari Indonesia pada hari Selasa dengan jadwal
mengunjungi Madinah terlebih dahulu. Kalau berangkat hari Selasa ke
Mekah terlebih dahulu justru menguntungkan, karena kita akan berada di
Mekah hari Rabu, Kamis, Jum'at, dan berangkat ke Madinah hari Sabtu.
Tapi khan udah aku bilang, umumnya travel umrah menghindari hari Kamis
dan Jumat di Mekah.
Kalau berangkat hari Selasa dari Jakarta dan
ke Madinah terlebih dahulu maka kita akan ada di Madinah hari Rabu dan
Kamis, lalu berangkat ke Mekah hari Jum'at. Kondisi ini menyebabkan
waktu ziarah atau jalan-jalan di Madinah jatuh pada hari Kamis.
Padahal hari Kamis, pabrik al-quran sebagai salah satu objek wisata,
sedang tutup. Sehingga kita bisa kehilangan kesempatan melihat
bagaimana proses al-quran di cetak. Dan kita menjadi kehilangan
kesempatan mendapatkan pembagian al-quran gratis, yang biasanya
dibagikan pada seluruh pengunjung. Kadang-kadang travel umrah
mensiasatinya dengan merubah jadwal wisata menjadi hari Rabu. Tapi ini
akan sangat menguras energi. Baru jam dua malam masuk, terus jam empat
pagi ke mesjid sampai subuh (sekitar jam 6 pagi), jam tujuh harus
siap-siap berangkat lagi.
PERTIMBANGAN KEEMPAT
Adalah dari mana
kita masuk ke kota Mekah. Hanya orang muslim atau muslimah yang bisa
masuk ke tanah haram yaitu kota Mekah dan Madinah. Menurut cerita
salah satu pembimbing haji, kalaupun ada orang yang coba-coba datang ke
Mekah atau Madinah, padahal dia bukan beragama islam maka ybs akan
mengalami salah satu konsekwensi dari dua macam konsekwensi yang akan terjadi. Yaitu konsekwensi pertama orang tersebut akan masuk islam menjadi muslim atau muslimah, dan konsekwensi kedua kalau ybs tidak masuk islam, maka dalam waktu yang tidak lama ybs akan meninggal.
Khusus untuk masuk ke kota Mekah dan melaksanakan ibadah
umrah, maka umat muslim harus mengambil miqat dari tempat-tempat yang telah ditentukan. Kalau dari Indonesia, tempat miqatnya bisa dari Jedah atau dari Yulamlam. Apabila kita berniat mengambil miqat di Jedah, maka setiba di bandara King Abdul Aziz jamaah harus berganti kain ihram, sholat sunnah ihram dan berniat melakukan umrah disana.. Sedangkan apabila kita berniat melakukan miqat di Yulamlam, yaitu daerah yang kita lewati ketika
di atas pesawat kira-kira 30 menit menjelang mendarat, maka jamaah akan berganti kain
ihram menjelang Yulamlam dan berniat umrah di atas pesawat ketika diperkirakan berada di atas Yulamlam.
Umumnya dengan alasan fiqih, banyak
orang yang meghindari untuk datang ke Mekah terlebih dahulu. Antara
lain karena dua alasan ;
Alasan pertama, adalah melakukan umrah sama persis seperti yang
dilakukan Rasullullah yaitu berangkat dari Madinah dan melakukan miqat dari bir Ali. Yaitu sebuah
mesjid dekat Madinah kira-kira perjalanan 20 menit dari Nabawi, yang berada di jalan menuju ke Mekah. Karena
beliau melakukan umrah ketika telah berhijrah ke Madinah, jadi tentu
saja tempat miqat itu yang diambil. Umumnya dengan alasan melakukan
ibadah dengan cara yang persis seperti yang dilakukan Rasulullah,
rasanya lebih afdol. Maka pemilihan berangkat ke Madinah terlebih
dahulu lebih banyak dipilih.
Alasan kedua, adalah penentuan miqat
kita dari Indonesia antara Yulamlam dibanding Jedah, "dirasakan" dua-duanya
rasanya kurang pas. Pemilihan Yulamlam terasa kurang pas karena dengan
kecepatan pesawat 800-900 kilometer perjam, maka agak mustahil kita
bisa pas menentukan sebuah garis batas miqat. Pemilihan Jedahpun
sebagai tempat miqat terasa kurang pas juga, karena hanya berdasarkan
kesepakatan ulama. Walaupun pada dasarnya ijma ulama adalah hukum yang
dapat kita jadikan pegangan dalam beribadah.
Jadi
pertimbangan keempat ini memang murni alasan fiqih, yang menurutku
kedua-duanya, baik langsung ke Mekah dari Indonesia atau menuju ke
Madinah dulu baru ke Mekah, sama-sama memiliki dasar hukum sebagai cara
yang dibenarkan oleh syariah. Tapi urusan hati, kepuasan, dan rasa
keafdolan, kembali kepada perasaan masing-masing.
PERTIMBANGAN KELIMA
Adalah hotel yang digunakan. Ada dua macam cara travel umrah
menyebutkan hotel yang digunakan, yaitu ada yang hanya menyebutkan di
hotel bintang empat atau lima dan ada yang langsung menyebutkan nama
hotel. Yang lebih bonafide dan bisa dipercaya adalah travel umrah yang
mampu menyebutkan nama hotelnya, baik untuk hotel di Mekah maupun hotel di Madinah. Hal
tersebut berarti travel umrah telah melakukan pemesanan hotel, atau
berarti travel umrah telah memiliki kerjasama dengan pihak ketiga di
Arab yang cukup bonafide, yang telah mampu membooking hotel di Mekah
ataupun di Madinah. Karena untuk hotel-hotel yang bagus dan dekat ke
mesjid, harus telah dibooking jauh-jauh hari.
Kalau kita sudah
mengetahui hotel yang akan digunakan, cobalah untuk browsing dan
tanya-tanya sama mbah google. Umumnya kondisi tentang fasilitas hotel serta posisi kedekatan dari lokasi hotel ke mesjid, akan dicantumkan dalam website mereka.
Sedangkan bila hanya mencantumkan bahwa nanti di arab akan tinggal di
hotel bintang empat atau bintang lima, maka kita patut waspada.
Hehehe......jangan-jangan belum memiliki kerjasama nih travel ?
jangan-jangan nanti kita ditelantarkan di sana ? Setelan nanti kita
masuk hotel, dan kebetulan mendapat hotel yang kurang baik, maka travel
akan beralasan bahwa yang namanya penamaan bintang tiga, empat, atau
lima di arab bukan berdasarkan faslitas hotel, tetapi berdasarkan
kedekatan hotel dengan mesjid. Emang dasar tuh travel, aku juga pernah
di cipoah-in kaya gitu. Kirain bener......ternyata itu bisa-bisanya
dia aja.
Kita juga perlu hati-hati pada travel yang mencantumkan
nama hotel di Jedah atau mencantumkan akan ada penginapan di Jedah.
Karena umumnya tarif hotel di Jedah jauh lebih murah dibandingkan tarif
hotel di Mekah, maka ada travel yang mensiasatinya dengan
mengurangi bermalam di Mekah semalam dan menggantinya dengan bermalam
di Jedah. Tujuan kita kan datang ke tanah haram. Kalau nginap di
Jedah sama saja dengan nginap di Jakarta.
(bersambung)
(salam hangat dari kang sepyan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar