Rabu, 17 April 2013

PILIH-PILIH TRAVEL UMRAH (episode 2)

Kita teruskan lagi ya ........

PERTIMBANGAN KETIGA

Adalah waktu umrah.  Lebih lama pasti lebih mahal, karena nginap lebih banyak dan tentunya makan juga lebih banyak.  Tapi awas jangan sampai ketipu waktunya lebih panjang, tetapi lama dijalan seperti temen kakakku yang diceritakan di atas.  Kalau kita menggunakan waktu standar yaitu 9 hari dengan alokasi 2 hari perjalanan bulak-balik, 3 hari di Madinah dan 4 hari di Mekah, maka perhatikan pada hari apa kita berada di Mekah.  Carilah waktu yang berada di Mekahnya melewati hari Jumat, sehngga kita bisa beribadah sholat jum'at di Mesjidil Haram.  Supaya kita memiliki pengalaman spiritual bagaimana muslim disana mengagungkan ibadah sholat Jum'at.  Kalau kita datang ke mesjid mau sholat Jumat seperti disini yaitu datang lima menit menjelang adzan, dijamin kita tidak kebagian tempat.  Paling tidak kita harus datang 1 jam sebelum waktu dzuhur, bahkan untuk mendapat tempat yang nyaman yaitu sholat sambil menatap ka'bah, maka kita harus datang 2 sampai 3 jam sebelum waktu dzuhur.

Umumnya travel umrah menghindari berada di Mekah hari Jumat.  Loh ? bukannya seharusnya mereka berlomba memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen atau jamaahnya agar mendapatkan pengalaman luar biasa itu ???  Lagi-lagi pertimbangan bisnislah yang mengemuka.  Konon pada hari Jum'at itu orang-orang di sekitar kota Mekah banyak yang berlibur ke Mekah untuk dapat menunaikan sholat Jumat di Haram.  Jadinya hotelpun meningkatkan tarifnya berlipat-lipat.  Sebagai contoh, aku dapat cerita dari kang Bunbun temen adikku yang kerja di hotel Movenpick, waktu dia berkunjung ke hotel kami di Mekah dia cerita bahwa tarif kamar di Movenpick yang pada hari biasa dengan kamar isi 5 orang tarifnya 1.000 riyal, maka pada hari Kamis malam Jumat, tarifnya akan naik sampai 2.000 - 3.000 riyal. 

Hindari waktu keberangkatan dari Indonesia pada hari Selasa dengan jadwal mengunjungi Madinah terlebih dahulu.  Kalau berangkat hari Selasa ke Mekah terlebih dahulu justru menguntungkan, karena kita akan berada di Mekah hari Rabu, Kamis, Jum'at, dan berangkat ke Madinah hari Sabtu.  Tapi khan udah aku bilang, umumnya travel umrah menghindari hari Kamis dan Jumat di Mekah.

Kalau berangkat hari Selasa dari Jakarta dan ke Madinah terlebih dahulu maka kita akan ada di Madinah hari Rabu dan Kamis, lalu berangkat ke Mekah hari Jum'at.  Kondisi ini menyebabkan waktu ziarah atau jalan-jalan di Madinah jatuh pada hari Kamis.  Padahal hari Kamis, pabrik al-quran sebagai salah satu objek wisata, sedang tutup.  Sehingga kita bisa kehilangan kesempatan melihat bagaimana proses al-quran di cetak.  Dan kita menjadi kehilangan kesempatan mendapatkan pembagian al-quran gratis, yang biasanya dibagikan pada seluruh pengunjung.  Kadang-kadang travel umrah mensiasatinya dengan merubah jadwal wisata menjadi hari Rabu.  Tapi ini akan sangat menguras energi.  Baru jam dua malam masuk, terus jam empat pagi ke mesjid sampai subuh (sekitar jam 6 pagi), jam tujuh harus siap-siap berangkat lagi.

PERTIMBANGAN KEEMPAT

Adalah dari mana kita masuk ke kota Mekah.  Hanya orang muslim atau muslimah yang bisa masuk ke tanah haram yaitu kota Mekah dan Madinah.  Menurut cerita salah satu pembimbing haji, kalaupun ada orang yang coba-coba datang ke Mekah atau Madinah, padahal dia bukan beragama islam maka ybs akan mengalami salah satu konsekwensi dari dua macam konsekwensi yang akan terjadi.  Yaitu konsekwensi pertama orang tersebut akan masuk islam menjadi muslim atau muslimah, dan konsekwensi kedua kalau ybs tidak masuk islam, maka dalam waktu yang tidak lama ybs akan meninggal.

Khusus untuk masuk ke kota Mekah dan melaksanakan ibadah umrah, maka umat muslim harus mengambil miqat dari tempat-tempat yang telah ditentukan.  Kalau dari Indonesia, tempat miqatnya bisa dari Jedah atau dari Yulamlam.  Apabila kita berniat mengambil miqat di Jedah, maka setiba di bandara King Abdul Aziz jamaah harus berganti kain ihram, sholat sunnah ihram dan berniat melakukan umrah disana..  Sedangkan apabila kita berniat melakukan miqat di Yulamlam, yaitu daerah yang kita lewati ketika di atas pesawat kira-kira 30 menit menjelang mendarat, maka jamaah akan berganti kain ihram menjelang Yulamlam dan berniat umrah di atas pesawat ketika diperkirakan berada di atas Yulamlam.

Umumnya dengan alasan fiqih, banyak orang yang meghindari untuk datang ke Mekah terlebih dahulu.  Antara lain karena dua alasan ;

Alasan pertama, adalah melakukan umrah sama persis seperti yang dilakukan Rasullullah yaitu berangkat dari Madinah dan melakukan miqat dari bir Ali.  Yaitu sebuah mesjid dekat Madinah kira-kira perjalanan 20 menit dari Nabawi, yang berada di jalan menuju ke Mekah.  Karena beliau melakukan umrah ketika telah berhijrah ke Madinah, jadi tentu saja tempat miqat itu yang diambil.  Umumnya dengan alasan melakukan ibadah dengan cara yang persis seperti yang dilakukan Rasulullah, rasanya lebih afdol.  Maka pemilihan berangkat ke Madinah terlebih dahulu lebih banyak dipilih.

Alasan kedua, adalah penentuan miqat kita dari Indonesia antara Yulamlam dibanding Jedah, "dirasakan" dua-duanya rasanya kurang pas.  Pemilihan Yulamlam terasa kurang pas karena dengan kecepatan pesawat 800-900 kilometer perjam, maka agak mustahil kita bisa pas menentukan sebuah garis batas miqat.  Pemilihan Jedahpun sebagai tempat miqat terasa kurang pas juga, karena hanya berdasarkan kesepakatan ulama.  Walaupun pada dasarnya ijma ulama adalah hukum yang dapat kita jadikan pegangan dalam beribadah.

Jadi pertimbangan keempat ini memang murni alasan fiqih, yang menurutku kedua-duanya, baik langsung ke Mekah dari Indonesia atau menuju ke Madinah dulu baru ke Mekah, sama-sama memiliki dasar hukum sebagai cara yang dibenarkan oleh syariah.  Tapi urusan hati, kepuasan, dan rasa keafdolan, kembali kepada perasaan masing-masing.

PERTIMBANGAN KELIMA

Adalah hotel yang digunakan.  Ada dua macam cara travel umrah menyebutkan hotel yang digunakan, yaitu ada yang hanya menyebutkan di hotel bintang empat atau lima dan ada yang langsung menyebutkan nama hotel.  Yang lebih bonafide dan bisa dipercaya adalah travel umrah yang mampu menyebutkan nama hotelnya, baik untuk hotel di Mekah maupun hotel di Madinah.  Hal tersebut berarti travel umrah telah melakukan pemesanan hotel, atau berarti travel umrah telah memiliki kerjasama dengan pihak ketiga di Arab yang cukup bonafide, yang telah mampu membooking hotel di Mekah ataupun di Madinah.  Karena untuk hotel-hotel yang bagus dan dekat ke mesjid, harus telah dibooking jauh-jauh hari.

Kalau kita sudah mengetahui hotel yang akan digunakan, cobalah untuk browsing dan tanya-tanya sama mbah google.  Umumnya kondisi tentang fasilitas hotel serta posisi kedekatan dari lokasi hotel ke mesjid, akan dicantumkan dalam website mereka.  Sedangkan bila hanya mencantumkan bahwa nanti di arab akan tinggal di hotel bintang empat atau bintang lima, maka kita patut waspada.  Hehehe......jangan-jangan belum memiliki kerjasama nih travel ?  jangan-jangan nanti kita ditelantarkan di sana ?  Setelan nanti kita masuk hotel, dan kebetulan mendapat hotel yang kurang baik, maka travel akan beralasan bahwa yang namanya penamaan bintang tiga, empat, atau lima di arab bukan berdasarkan faslitas hotel, tetapi berdasarkan kedekatan hotel dengan mesjid.  Emang dasar tuh travel, aku juga pernah di cipoah-in kaya gitu.  Kirain bener......ternyata itu bisa-bisanya dia aja.

Kita juga perlu hati-hati pada travel yang mencantumkan nama hotel di Jedah atau mencantumkan akan ada penginapan di Jedah.  Karena umumnya tarif hotel di Jedah jauh lebih murah dibandingkan tarif hotel di Mekah, maka ada travel yang mensiasatinya dengan mengurangi bermalam di Mekah semalam dan menggantinya dengan bermalam di Jedah.  Tujuan kita kan datang ke tanah haram.  Kalau nginap di Jedah sama saja dengan nginap di Jakarta.

(bersambung)
(salam hangat dari kang sepyan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar